Saturday, December 30, 2017

MENGHARAPKAN PENGGENAPAN JANJI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2017

Baca:  Mazmur 119:81-88

"Habis mataku merindukan janji-Mu; aku berkata: 'Bilakah Engkau akan menghiburkan aku?'"  Mazmur 119:82

Tinggal menghitung hari, tepatnya dua hari lagi tahun 2017 sudah akan berakhir, tapi masih banyak yang mengganjal dalam hati orang percaya dan timbul tanda tanya:  "Mengapa janji Tuhan belum juga tergenapi dalam hidupku, padahal sudah setahun lamanya aku menunggu-nunggu?"  Tak semua orang percaya menyadari bahwa antara janji sampai kepada kegenapannya membutuhkan waktu;  dan Tuhan memakai waktu untuk membentuk dan memroses kita agar kita semakin dewasa rohani, mengajar kita untuk hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

     Orang percaya tak seharusnya ragu dan bimbang terhadap apa yang Tuhan telah janjikan, karena janji Tuhan adalah ya dan amin.  Kalau Tuhan yang berjanji pasti Dia pasti akan menggenapinya, sebab Dia  "bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?"  (Bilangan 23:19).  Namun yang harus diperhatikan adalah ada harga yang harus dibayar untuk kita melihat janji Tuhan itu digenapi.

     Bagaimana sikap kita dalam mengharapkan kegenapan janji Tuhan?  1.  Pegang teguh janji Tuhan.  Kalau kita tahu bahwa yang berjanji itu Tuhan, bukan manusia, maka tidak ada hal-hal yang perlu dipertanyakan lagi, semisal:  benarkah mujizat Tuhan masih ada?  Sungguhkah penyakitku bisa sembuh?  Dapatkah ekonomi keluarga pulih?  Seharusnya pertanyaan kita ini:  apa yang perlu berubah dari hidupku?  Sudahkah hidupku berkenan kepada Tuhan?  Karena itu jangan pernah memberontak saat dalam proses!  2.  Jangan terpengaruh oleh situasi.  Setelah kita tahu ada janji Tuhan, maka fokus kita harus pada janji Tuhan itu, bukan pada situasi atau kondisi yang ada.  Sekalipun hari-hari yang kita jalani tampak berat, ada masalah dan kesulitan, tapi jika arah pandang kita senantiasa tertuju kepada Tuhan dan janji-Nya, kita takkan menjadi lemah dan putus asa.  Ingatlah ahwa waktu Tuhan bukan waktu kita, dan waktu Tuhan adalah yang terbaik.  Oleh karena itu belajarlah untuk tetap bersyukur, dan semakin kita bersyukur semakin kita beroleh kekuatan untuk menanti-nantikan Tuhan.

"Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya."  Mazmur 119:140

No comments:

Post a Comment