Saturday, September 16, 2017

TUHAN TIDAK PERNAH MEMBATASI IMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2017

Baca:  Lukas 17:1-6

"Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."  Lukas 17:6

Alkitab menyatakan:  "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,"  (Efesus 3:20).  Artinya bersama Tuhan, asal ada iman walaupun hanya sekecil biji sesawi, kita pasti dapat melakukan perkara-perkara yang besar.  Tuhan Yesus tidak berkata bahwa kita harus mempunyai iman sebesar pohon sesawi.  Tumbuhan sesawi  (mustard - English, Red)  adalah suatu pohon yang dapat tumbuh setinggi 3 meter  (9 kaki), tetapi tumbuh dari biji yang sangat kecil.  Iman yang hanya sebesar biji sesawi jika ditanam akan tumbuh pohon yang jauh lebih besar daripada bijinya.

     Mungkin kita merasa tak memiliki iman sebesar nabi Elia, yang doanya seperti ini:  "...supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya."  (Yakobus 5:17-18).  Lalu kita berkata,  "Mustahil sakitku bisa sembuh, mustahil ekonomi keluarga dipulihkan... mustahil!"  Kita selalu melihat pada ketidakmampuan kita dan juga pada keterbatasan iman kita sehingga kita menjadi bimbang, benarkah Tuhan itu sanggup melakukan mujizat?  Selama kita masih bimbang dan tak percaya, maka kuasa Tuhan tidak akan bekerja di dalam kita.  Tuhan berkata,  "Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?"  (Yeremia 32:27).  Bukankah Tuhan Yesus menegaskan,  "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"  (Markus 9:23b).  Tuhan Yesus tidak berkata bahwa ada perbedaan antara iman untuk hal yang kecil dan hal yang besar.  Yang penting ialah iman yang kita miliki itu harus ditanam dan dipraktekkan agar dapat menghasilkan.

     Bagaimana kita menanam benih iman itu?  Yaitu dengan melakukan apa yang firman Tuhan katakan.  Kita tak memerlukan iman lebih besar untuk hal-hal yang besar.  Yang perlu kita lakukan ialah mempraktekkan iman yang kita miliki dengan berpegang pada firman Tuhan sepenuhnya!

Jika iman itu tidak disertai perbuatan maka pada hakekatnya adalah mati! 

14 comments: