Saturday, July 22, 2017

MENJADI YANG TERBAIK DI BIDANGNYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juli 2017

Baca:  Pengkhotbah 9:1-12

"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi."  Pengkhotbah 9:10

Ayat nas ini merupakan pernyataan raja Salomo, seorang raja yang secara lahiriah memiliki apa saja yang menjadi dambaan semua manusia:  hikmah, kedudukan, kekayaan, kemashyuran.  Berdasarkan pengalaman hidupnya terungkap sudah bahwa kunci untuk meraih keberhasilan adalah menjadi yang terbaik dalam apa pun yang dikerjakannya.

     Menjadi yang terbaik adalah kerinduan Tuhan bagi setiap orang percaya.  Ini terwakili melalui pekerjaan tukang periuk dan tanah liat.  "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."  (Yeremia 18:4).  Juga melalui perumpamaan tentang talenta, di mana si tuan menghendaki setiap hamba, yang beroleh masing-masing lima, dua dan satu talenta, melakukan yang terbaik supaya talentanya itu mengalami pelipatgandaan  (baca  Matius 25:14-30).

     Sesungguhnya nasib semua orang adalah sama  (baca  Pengkhotbah 9:2-3), karena Tuhan tidak pernah membeda-bedakan manusia.  Apa yang akhirnya membedakan dari masing-masing orang?  Yang membedakan adalah kecakapannya dalam mengerjakan sesuatu dan iman yang dimiliki.  Inilah yang kurang disadari semua orang!  "Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina."  (Amsal 22:29).  Hidup ini adalah kesempatan untuk menjadi yang terbaik, karena itu jangan pernah kita menyia-nyiakan kesempatan yang ada,  "...karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi."  (ayat nas).

     Tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak menjadi yang terbaik, karena Tuhan dan kuasa-Nya senantiasa menyertainya.  Sehebat apa pun manusia jika tanpa penyertaan Tuhan ia tidak bisa berbuat apa-apa, sebab  "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,"  (Efesus 3:20).

Ingin menjadi yang terbaik?  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  Kolose 3:23

No comments:

Post a Comment