Wednesday, June 21, 2017

BERHASIL KARENA BERANI BAYAR HARGA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2017

Baca:  Ulangan 28:1-14

"Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:"  Ulangan 28:2

Hidup yang berhasil adalah harapan, cita-cita dan impian setiap orang.  Namun harus diingat bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa ada harga yang harga dibayar.  Dengan kata lain keberhasilan tidak datang begitu saja, keberhasilan adalah akibat dari sebab yang dilakukan,  "...TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya;"  (Kejadian 39:2).  Yusuf menjadi orang yang berhasil karena ia mau membayar harga, menjalani proses dalam hidupnya dengan setia sehingga Tuhan menyertainya.  Juga,  "Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia."  (1 Samuel 18:14).  Tuhan menyertai Daud karena ia terlebih dahulu setia dalam perkara-perkara kecil sampai akhirnya ia beroleh kepercayaan dari Tuhan untuk mengerjakan perkara yang jauh lebih besar.

     Tuhan Yesus sendiri harus membayar harga untuk ketaatan-Nya kepada Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib  (Filipi 2:5-8).  Sebelum disalibkan, saat berada di taman Getsemani, Tuhan yesus berdoa sungguh-sungguh sampai-sampai  "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah."  (Lukas 22:44)  karena sangat ketakutan.  Meski demikian dia memilih untuk taat kepada Bapa:  "...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."  (Lukas 22:42).  Tuhan Yesus harus membayar harga yaitu mati di kayu salib untuk menyelamatkan dan menebus dosa-dosa kita.  "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,"  (Filipi 2:9).  Tidak ada kemuliaan tanpa salib!

     Setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya kita menjadi orang yang berhasil, ada harga yang harus dibayar:  1.  Mau memperhatikan nasihat.  Pertanyaan:  nasihat siapa yang harus kita dengar dan perhatikan?  Apakah kita menuruti nasihat orang fasik, ataukah kita mengikuti nasihat dari Tuhan yang tertulis di Alkitab?  Pemazmur menulis:  "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."  (Mazmur 1:1-2).  Nasihat firman Tuhan adalah yang terbaik!  (Bersambung)

No comments:

Post a Comment