Wednesday, August 24, 2016

KUNCI HIDUP BERKELIMPAHAN (3)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2016 

Baca:  Ulangan 15:1-11

"Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu,"  Ulangan 15:7

Sebagaimana Tuhan memberkati Abraham dengan tujuan supaya Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, demikian pula Tuhan tidak mau hanya sekedar memberkati hidup kita, tetapi Ia merancang suatu kehidupan yang berkelimpahan supaya kita dapat berbuat sesuatu bagi orang lain, menjadi berkat bagi sesama, dan dapat mendukung pekerjaan-Nya di muka bumi ini.  "Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu."  (ayat 11).

     Perlu diketahui bahwa Tuhan menempatkan hukum-hukum tertentu di dunia ini yang bekerja demi kepentingan kita, salah satunya adalah hukum menabur-menuai.  Inilah yang kurang dipahami banyak orang Kristen bahwa kunci lain untuk mengalami hidup berkelimpahan adalah dengan menabur.  Ada prinsip yang terkandung di dalam benih yaitu benih menggandakan dirinya sendiri.  Contoh:  Ketika kita menabur sebutir biji jagung, satu batang jagung dari biji tersebut dapat menghasilkan tiga atau empat buah jagung, dan setiap buah jagung mungkin mempunyai ratusan atau ribuan butir biji jagung.  Hal itu menunjukkan bahwa di dalam benih itu sendiri terdapat kuasa mereproduksi dirinya di dalam buah, dan dalam buah tersebut terdapat biji yang dapat ditanam untuk menghasilkan lebih banyak buah lagi.

     Demikian juga ketika kita menabur untuk sesama dan juga bagi pekerjaan Tuhan, apakah menabur waktu, tenaga, pikiran, kasih, perhatian, materi atau apa pun, pada saatnya kita pasti akan menuai, sebab  "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya."  (Galatia 6:7b).  Memang, secara matematis ketika kita menabur yang kita punyai berkurang atau merugi, itulah sebabnya orang memilih menjadi pelit atau kikir, lebih suka menerima daripada memberi, menutup mata dan tidak peduli terhadap sesama.

"Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,"  Amsal 11:25

No comments:

Post a Comment