Sunday, April 3, 2016

SISI LAIN ORANG KAYA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 April 2016 

Baca:  Matius 19:16-26

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga."  Matius 19:23

Rasul Paulus memberikan perintah kepada Timotius untuk memperingatkan orang kaya,  "...agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi"  (1 Timotius 6:17-18).

     Mengapa orang kaya perlu diperingatkan?  Karena mereka mudah sekali lupa diri dengan segala materi yang dimiliki.  Benar apa kata firman Tuhan:  "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  (Matius 6:21).  Rasa cukup yang bersumber dari banyaknya uang atau harta menyebabkan mereka lebih berharap dan mengandalkan pada apa yang dimiliki daripada berharap dan mengandalkan Tuhan, sehingga mereka cenderung bermegah dengan kekayaan yang dimiliki.  Mereka berpikir bahwa tanpa Tuhan sekali pun mereka dapat hidup, akibatnya rasa membutuhkan Tuhan lama kelamaan akan hilang.  Tuhan bukan lagi menjadi prioritas utama dalam hidup.  Dengan kata lain orang kaya akan lebih mudah mengabaikan dan melupakan Tuhan karena mereka mempunyai sesuatu yang bisa diandalkan.  Padahal harta kekayaan itu sifatnya hanya semu dan mudah sekali lenyap.  "...sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."  (Lukas 12:15).  Mereka mengira bahwa jika memiliki uang dalam jumlah banyak dan kekayaan yang berlimpah, kepuasan akan diraih.  Akhirnya mereka akan semakin keras berusaha untuk mendapatkan lebih banyak lagi, bahkan mereka rela melakukan apa saja.  Orang seperti ini rakus dan tamak.

     Salomo, salah seorang terkaya yang pernah hidup di muka bumi ini, menyatakan:  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia."  (Pengkhotbah 5:9).  Tuhan tidak pernah menilai seseorang berdasarkan apa yang diraih atau apa yang dipunyai, tetapi berdasarkan siapa diri kita sebenarnya.

"Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut."  Amsal 11:4

No comments:

Post a Comment