Saturday, April 23, 2016

HENOKH: Karib Dengan Tuhan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 April 2016 

Baca:  Kejadian 5:1-32

"Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah."  Kejadian 5:24

Jika kita baca secara teliti Kejadian pasal 5 ini yang perikopnya tentang keturunan Adam, ada suatu pola hidup manusia yang terjadi berulang-ulang yaitu manusia lahir, beranak cucu, kemudian mati.  Dari garis keturunan Adam semuanya selalu diakhiri dengan satu kata yang sama yaitu kematian.  Namun hal ini tidak terjadi pada diri Henokh, yang adalah keturunan ke-7 dari Adam:  ia tidak mengalami kematian, tetapi mengalami rapture, diangkat hidup-hidup oleh Tuhan.  Ia pun menjadi manusia pertama yang tidak pernah mati,  "...sebab ia telah diangkat oleh Allah."  (Kejadian 5:24).

     Henokh mempunyai banyak anak laki-laki dan perempuan, salah satunya adalah Metusalah.  Artinya kehidupan Henokh tidak jauh berbeda dengan manusia lainnya yaitu mempunyai keluarga dan juga kesibukan.  Meski demikian ada karakter yang mencolok dari diri Henokh, yang tidak dimiliki oleh banyak orang, yang membuatnya begitu istimewa dan spesial yaitu kekaribannya dengan Tuhan.  Ketika orang-orang sejamannya memilih hidup menjauh dari Tuhan, memuaskan hawa nafsu dan mengesampingkan perkara-perkara rohani, Henokh justru membuat pilihan hidup yang berbeda yaitu hidup dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan, bukti bahwa ia tidak terbawa oleh arus dunia dan berani tampil beda.  Bahkan Alkitab menulis 2 kali untuk menyatakan bahwa Henokh hidup bergaul dengan Tuhan  (baca  Kejadian 5:22, 24).  Henokh bergaul karib dengan Tuhan bukan dalam waktu yang singkat atau sesaat, melainkan dalam kurun waktu yang sangat lama yaitu selama 300 tahun, yang berakhir dengan pengangkatan  (usia 365).

     Nama Henokh memiliki arti dedicated  (dipersembahkan).  Sesuai dengan namanya, Henokh mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan sehingga ia pun termasuk salah satu di antara saksi-saksi iman yang mampu memelihara imannya sampai akhir.  Henokh membuat keputusan bergaul karib dengan Tuhan setelah anaknya yang bernama Metusalah lahir ketika ia berumur 65 tahun.  Sedangkan nama Metusalah memiliki pengertian bahwa Tuhan hendak mendatangkan penghukuman bagi dunia oleh karena kejahatan manusia.  Peringatan Tuhan inilah yang menjadi titik balik dalam kehidupan Henokh!  (Bersambung)

No comments:

Post a Comment