Friday, January 29, 2016

IBLIS MENUNGGU WAKTU YANG TEPAT (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2016

Baca:  Lukas 4:1-13

"Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik."  Lukas 4:13

Jangan pernah berpikir bila keadaan kita sedang baik-baik saja berarti kita sedang terbebas dari incaran si Iblis.  Salah!  Dalam keadaan tenang ini kita harus selalu waspada dan ekstra hati-hati, sebab sampai detik ini Iblis terus  "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).  Iblis tahu tidak ada gunanya melancarkan serangan membabi buta kepada orang percaya, tapi ia harus mencari  'sikon'  yang tepat.  Karena itu Iblis terus berjalan keliling sambil menunggu waktu yang baik.  Saat seseorang bergaul karib dengan Tuhan dan hidup seturut kehendak-Nya adalah saat yang tidak tepat bagi Iblis, karena orang itu tidak mungkin dapat dikalahkannya karena di dalam orang tersebut ada Roh Kudus.

     Kapan waktu yang tepat bagi Iblis?  Saat kita mulai meninggalkan jam-jam kebaktian atau ibadah.  Kebaktian atau ibadah adalah pertemuan antara Tuhan dan umat-Nya, oleh karena itu kebaktian tidak bersifat satu arah saja melainkan dua arah yaitu dari Tuhan kepada manusia, juga dari manusia kepada Tuhan.  Itulah sebabnya di dalam kebaktian terdapat aktivitas dari Tuhan kepada umat-Nya:  melalui firman yang disampaikan hamba-Nya;  dari jemaat kepada Tuhan:  berupa doa, pujian, penyembahan dan pemberian persembahan.  Kebaktian atau ibadah itu penting sekali!  "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (1 Timotius 4:7b-8).  Melalui kebaktian  (ibadah)  roh kita kembali disegarkan, iman dan pengharapan kita semakin diteguhkan.

     Melalui kebaktian pula kita berkesempatan bersekutu dengan saudara seiman lainnya sebagai anggota keluarga Kerajaan Allah, karena kita  "...bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"  (Efesus 2:19), sehingga kita dapat saling menasihati, menopang, memotivasi, dan menguatkan.

Semakin kita setia berbakti kepada Tuhan semakin kita beroleh kekuatan untuk menjalani hari-hari yang ada sehingga kita tidak mudah diperdaya Iblis.

No comments:

Post a Comment