Friday, December 11, 2015

SIAPA YANG HARUS DIGEMBALAKAN? (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2015

Baca:  Mazmur 78:70-72

"Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya."  Mazmur 78:72

Sebelum menjadi pemimpin suatu bangsa yang besar Daud harus melewati proses ujian kesetiaan dalam perkara-perkara kecil trlebih dahulu.  Misal ia harus menggembalakan kawanan domba milik ayahnya yang jumlahnya hanya 2-3 ekor banyaknya.  Meski demikian Daud dengan setia dan penuh ketulusan mengerjakan tugas itu tanpa ada persungutan, omelan ataupun keluh kesah, sampai akhirnya Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya seperti yang ditulis oleh Asaf:  "dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri."  (Mazmur 78:70-71).  Tuhan memilih Daud karena integritasnya sudah teruji sebagai gembala sehingga akhirnya ia layak memimpin umat Israel.  Tuhan mencari orang-orang yang setia dan tulus hati, yang bersedia untuk menggembalakan kawanan domba yang dipercayakan kepadanya.

     Selain menggembalakan keluarga, Tuhan juga mengutus kita menggembalakan orang-orang terdekat:  kerabat, saudara seiman, sahabat, teman sekolah, teman kerja dan juga tetangga di lingkungan kita.  Karena itu, di mana pun dan kapan pun waktunya, kita harus bisa menjadi berkat atau menjadi  'garam dan terang'  bagi dunia ini.  Jika ada saudara kita yang terjatuh, kita yang kuat harus siap menopangnya.  "Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;"  (Ibrani 12:12).

     Di masa-masa seperti sekarang ini ujian dan tantangan semakin besar, bisa berupa masalah, penderitaan, kesesakan, termasuk juga pengaruh tipu daya dunia ini  (keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup), sehingga banyak anak Tuhan mengalami kejatuhan yang tadinya setia beribadah dan bersemangat melayani Tuhan sekarang kecewa, marah, mengalami kepahitan dan sebagainya karena mengalami masalah;  mereka menjadi suam-suam kuku dan akhirnya terbawa oleh arus dunia ini.  Apakah kita akan diam saja dan tidak berbuat sesuatu untuk menolong mereka?

Tuhan menghendaki kita memiliki hati gembala:  memperhatikan dan menuntun mereka supaya kembali ke jalan Tuhan, sehingga tidak tersesat dan terhilang.

No comments:

Post a Comment