Thursday, August 20, 2015

KEANGKUHAN: Dibenci Oleh Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Agustus 2015

Baca:  Obaja 1-16

"Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: 'Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?'"  Obaja 3

Obaja, yang arti namanya adalah hamba Tuhan, adalah nabi yang diperintahkan Tuhan menyampaikan nubuatan rencana penghukuman Tuhan atas bangsa Edom.  Edom adalah tetangga selatan Yehuda yang merupakan keturunan Esau, saudara Yakub.  Jadi sesungguhnya orang-orang Edom masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Israel, tetapi mereka seringkali membantu pasukan asing untuk menyerang Israel.  Ini merupakan kelanjutan permusuhan berkepanjangan di antara Esau  (bapak orang Edom)  dan Yakub  (bapak ke-12 suku Israel).  Ketika Yehuda mengalami penderitaan, orang-orang Edom bukannya menolong dan menunjukkan sikap empati, tapi malah bersukacita di atas penderitaan saudaranya itu.  Hal ini menimbulkan murka Tuhan!

     Secara geografis Edom merupakan negeri yang aman, terlindung dan sulit diserang musuh karena berada di daerah pegunungan berbatu.  Karena itu orang-orang Edom sangat membanggakan negerinya dan merasa diri kuat.  Mereka berpikir bahwa tidak akan ada bangsa lain yang sanggup mengalahkannya.  Mereka pun menjadi angkuh dan lupa bahwa Tuhan sangat membenci keangkuhan.  "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu."  (Yesaya 2:11).

     Suatu bangsa atau manusia akan mudah sekali diperdaya oleh keangkuhan ketika merasa memiliki segala-galanya:  kekuatan, kekayaan, kedudukan, kepintaran dan sebagainya.  Darimanakah semuanya itu?  Segala sesuatu datangnya hanya dari Tuhan, dan tidak ada sesuatu pun yang ada di dunia ini atau yang kita miliki yang dapat dibanggakan atau sombongkan.  Kalau bukan karena Tuhan kita tidak mungkin dapat mempertahankan keadaan kita, dan apa yang kita punyai hari ini esok belum tentu ada, karena kekayaan dan kejayaan manusia dapat lenyap dalam sekejap.  Karena itu,  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).

"Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian."  Amsal 29:23

No comments:

Post a Comment