Saturday, May 9, 2015

DANIEL: Lebih Dari Pemenang (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2015

Baca:  Daniel 2:1-49

"Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!"  Daniel 2:20

Selama bekerja di istana Babel Daniel dan ketiga rekannya menunjukkan kualitas hidup yang di atas rata-rata, dan raja mendapati bahwa kemampuan mereka melebihi pegawai-pegawai raja lainnya dalam hal hikmat dan kebijaksanaan.  Alkitab menyatakan:  "Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya."  (Daniel 1:20), sehingga raja sangat mengasihi mereka.  Hal ini menimbulkan masalah baru yaitu banyak pihak yang tidak menyukainya dan berusaha untuk mencelakainya.

     Orang-orang Kasdim sangat tidak menyukai Daniel dan kebenciannya semakin memuncak ketika tahu bahwa Daniel berhasil memberitahukan arti mimpi raja, sehingga raja menganugerahinya  "...dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel."  (Daniel 2:48), dan  "Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja."  (Daniel 2:49).  Selain itu para pejabat kerajaan juga selalu mencari-cari alasan dan dakwaan terhadap Daniel.  Meski demikian mereka tidak mendapati sedikit pun kesalahan dalam diri Daniel, yang ada hanya hal ibadahnya kepada Tuhan, sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk menghancurkan hidup Daniel.  Mereka meminta raja untuk membuat peraturan baru:  "...barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa."  (Daniel 6:8).

     Takut dan gemetarkah Daniel?  Tidak.  Daniel tetap membangun persekutuan dengan Tuhan seperti yang biasa dilakukan,  "...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11).  Meski harus menanggung resiko dimasukkan ke gua singa, Daniel tetap tidak mau berkompromi dengan dosa.

"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak."  Mazmur 32:7

No comments:

Post a Comment