Saturday, March 14, 2015

BERHALA MODERN: Harta Kekayaan (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2015

Baca:  Pengkotbah 5:7-19

"Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri."  Pengkotbah 5:12

Mungkin ada di antara kita berkata,  "Aku tidak menyembah patung atau benda-benda lain, jadi tidak ada yang perlu dikuatirkan."  Orang mengira penyembahan berhala itu hanya berkaitan dengan patung-patung atau benda-benda keramat dan segala jenisnya.  Itu tidaklah salah, yang seperti itu adalah berhala-berhala kuno, tetapi ada bentuk-bentuk berhala lain di masa sekarang ini yang seringkali tidak kita sadari.

     Patut diketahui bahwa segala sesuatu yang kita prioritaskan, kita nomor satukan, kita idolakan, kita hargai, kita hormati sampai-sampai menyita sebagian besar waktu, tenaga, pikiran, dan aktivitas hidup kita, di mana hati dan pikiran kita lebih fokus, condong dan berpaut kepadanya melebihi kasih kita kepada Tuhan, sehingga hal ini menggeser posisi Tuhan ke urutan kesekian dalam hidup kita itu sudah termasuk dalam kategori berhala.  Karena itu rasul Yohanes memperingatkan,  "Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala."  (1 Yohanes 5:21).  Kata segala berhala berarti menunjuk adanya banyak ragam, bentuk dan ekspresi dari berhala.  Rasul Paulus juga menasihati kita untuk menjauhkan diri dari segala bentuk penyembahan berhala itu  (baca  1 Korintus 10:14).  Adapun ragam bentuk berhala modern di antaranya adalah harta kekayaan.  Banyak orang tanpa sadar telah menjadikan kekayaan sebagai yang terutama dalam hidupnya, bahkan mereka menjadikan kekayaan sebagai sandaran dan harapan.  Mereka berpikir bahwa harta kekayaan dapat menjamin kebahagiaan hidupnya sehingga perkara-perkara rohani mereka kesampingkan.

     Charles Spurgeon, pengkhotbah abad 19 menulis,  "Bukan berapa banyak yang kita miliki, yang dapat membuat kita bahagia."  Karena lebih mencintai uang dan kekayaan, orang rela mengorbankan iman dan meninggalkan Tuhan seperti seorang anak muda yang kaya.  Ketika diperintahkan Tuhan Yesus untuk menjual segala miliknya dan membagikannya kepada orang miskin, seketika itu juga  "...pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya."  (Matius 19:22).  Orang muda ini lebih mencintai harta kekayaannya daripada Tuhan, jadi kekayaan sudah menjadi berhala bagi dirinya.

"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  Matius 6:21

No comments:

Post a Comment