Monday, January 19, 2015

PELITA YANG BERCAHAYA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Januari 2015

Baca:  Markus 4:21-25

"Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian."  Markus 4:21

Kita tahu bahwa fungsi utama dari sebuah pelita adalah memberi penerangan di kegelapan.  Dunia tempat kita berpijak ini adalah dunia yang dipenuhi dan dikuasai oleh kegelapan, karena itu banyak orang yang tersesat dan  "...lebih menyukai kegelapan dari pada terang,"  (Yohanes 3:19).  Namun kita yang telah menerima terang Kristus  "...jangan tinggal di dalam kegelapan."  (Yohanes 12:46), jalankan fungsi sebagai pelita yang memancarkan cahaya.

     Selain berguna sebagai penerangan, orang membawa pelita di tengah kegelapan malam dengan tujuan supaya tidak mengalami kedinginan.  Dalam hal ini pelita juga berfungsi untuk menghangatkan tubuh.  Begitulah seharusnya keberadaan orang percaya di tengah dunia ini yaitu mampu menghadirkan kehangatan dan keteduhan bagi orang-orang di sekitarnya, sebab dunia saat ini telah menjadi dingin, maka kasih kebanyakan orang pun akan menjadi dingin.  "Manusia akan mencintai dirinya sendiri...tidak tahu berterima kasih...tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai..."  (baca  2 Timotius 3:2-4).  Mampukah kita tampil sebagai pribadi yang berbeda, yang menghasilkan buah Roh:  "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."  (Galatia 5:22-23).  Di samping itu, biasanya orang menggunakan pelita ketika sedang mencari sesuatu yang hilang atau tersembunyi.  Orang-orang dunia saat ini telah kehilangan banyak hal:  kasih yang tulus, kebaikan, perhatian, damai sejahtera dan sukacita.  Adakah kehadiran kita mampu mengisi sisi yang hilang yang selama ini tidak mereka dapatkan dari dunia ini?

     Namun ternyata banyak orang Kristen yang tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai pelita karena terhalang oleh kesaksian hidupnya sendiri yang tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain, di mana perkataan tidak sesuai perbuatan.  Karena itu perlu sekali kita mengoreksi diri, sebab  "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

"...hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."  Matius 5:16

No comments:

Post a Comment