Tuesday, November 19, 2013

AMAN DAN TENTRAM PALSU (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2013 -

Baca:  Amsal 14:1-35

"Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya."  Amsal 14:26

Maukah kita ini disebut orang-orang munafik?  Tentu tidak.  Maka kita harus mengerti apa itu ibadah yang berkenan kepada Tuhan, yaitu ibadah yang disertai ketaatan melakukan firmannya.  Jadi  "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat."  (Penghkotbah 4:17).  Tuhan Yesus berkata,  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."  (Yohanes 14:15).

     Peringatan selanjutnya ditujukan kepada orang-orang yang merasa tenteram di Samaria.  Samaria adalah ibukota kerajaan Israel bagian utara.  Kota Samaria lambang kemakmuran dan kekuasaan.  Ketika itu orang-orang di Samaria berlimpah harta dan kekayaan.  Daerah Basan terkenal dengan hasil peternakannya yang bernilai sangat tinggi, sehingga kehidupan orang-orang di Samaria secara ekonomi bisa dikatakan makmur.  Sayang, dengan kekayaan yang dimiliki mereka bertindak semena-mena terhadap sesamanya:  memeras orang lemah dan menginjak orang miskin.  "Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu Basan, yang ada di gunung Samaria, yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: bawalah ke mari, supaya kita minum-minum! Tuhan ALLAH telah bersumpah demi kekudusan-Nya: sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu diangkat dengan kait dan yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan."  (Amos 4:1-2).  Mereka lebih mempercayakan hidupnya kepada harta kekayaan daripada bersandar kepada Tuhan.

     Orang-orang Israel tidak lagi menjadikan Tuhan sebagai sumber pertolongan.  Mereka lebih memilih mencari pertolongan kepada manusia atau bangsa lain yang mereka sangka lebih bisa diandalkan dan diharapkan.  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).

"Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan."  Wahyu 2:5a

No comments:

Post a Comment