Tuesday, October 15, 2013

CARA HIDUP YANG SIA-SIA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2013 -

Baca:  1 petrus 1:13-25

"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  1 Petrus 1:18-19

Sebagai orang percaya kita adalah umat pilihan Tuhan.  Keberadaan kita di tengah dunia ini berbeda dengan orang-orang di luar Tuhan.  Dikatakan,  "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,"  (Yesaya 43:4).  Karena itulah Allah mengutus dan mengorbankan PuteraNya Yesus Kristus supaya kita memiliki masa depan dan harapan, di mana kita sebelumnya berada di bawah cengkeraman dosa dan terancam untuk mengalami kematian kekal,  "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 6:23).

     Dosa membuat kehidupan kita berada dalam kesia-siaan.  Tapi kini semua telah berubah;  kita yang sebelumnya memiliki cara hidup yang sia-sia telah ditebus Tuhan bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darahNya yang mahal, yang tak bernoda dan tak bercacat, sehingga hidup kita menjadi berarti dan bermakna.  Cara hidup atas perbuatan sia-sia itu yang bagaimana?  Yang hanya mementingan diri sendiri!  Dalam Filipi 2:2-4 tertulis:  "...hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga."  Banyak orang Kristen yang hidupnya hanya untuk diri sendiri, egois, tidak peduli orang lain.  Ini tabiat 'manusia lama' yang harus ditanggalkan, sebab di dalam Kristus kita ini adalah  "...ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Yang Tuhan kehendaki adalah kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.  Selanjutnya, apabila kita tidak memiliki dasar hidup yang benar, apa yang menjadi dasar hidup kita?  Uang, harta, kekayaan, popularitas atau jabatan?  Jika itu yang menjadi dasar hidup kita, suatu saat kita akan kecewa karena semuanya tidak akan bertahan lama, sewaktu-waktu bisa lenyap dan sirna.  (Bersambung)

No comments:

Post a Comment