Monday, July 8, 2013

RAJA YANG TERTOLAK (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juli 2013 -

Baca:  1 Samuel 15:1-35

"Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel."  1 Samuel 15:35b

Menjadi raja Israel bukanlah posisi sembarangan dan tidak semua orang beroleh kesempatan terhormat ini.  Sayang, Saul menyalahgunakan kepercayaan ini dan gagal mengemban tugasnya dengan baik.  Terpilihnya Saul menjadi raja seharusnya menyadarkannya bahwa Tuhan punya rencana yang indah dalam hidupnya dan meresponsnya dengan sikap hati dan karakter yang berkenan, sehingga mampu membawa bangsanya makin mengasihi Tuhan dan diberkati, namun yang dilakukan Saul justru sebaliknya, mengecewakan Tuhan dengan perbuatan-perbuatannya yang bodoh.  Itulah sebabnya Roh Tuhan meninggalkan Saul dan akhirnya Tuhan pun menyesal menjadikannya sebagai raja.

     Saul bukan saja melakukan perzinahan rohani dengan meminta nasihat dukun, ia juga gagal dalam ujian kesabaran dan ketaatan.  Suatu ketika ia diperintahkan Samuel pergi ke Gilgal dan harus menunggu abdi Allah itu selama 7 hari di sana.  Tapi ketika dilihatnya bahwa Samuel tidak kunjung tiba, sementara ia dan rakyatnya terdesak karena serangan orang-orang Filistin, kesabaran Saul pun hilang, apalagi rakyat mulai pergi meninggalkannya.  Saat itulah ego Saul muncul dengan berkata,  "'Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.' Lalu ia mempersembahkan korban bakaran."  (1 Samuel 13:9), padahal mempersembahkan korban kepada Tuhan bukanlah wewenangnya, tapi tugas dan tanggung jawab imam (dalam hal ini Samuel).  Ketika ditegur Samuel, Saul malah mengkambinghitamkan rakyatnya, tidak dengan rendah hati mengakui kesalahannya, menganggap diri selalu benar.  Pelanggaran demi pelanggaran dilakukan Saul sejak awal ia memerintah sampai akhir hidupnya sehingga  "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu."  (1 Samuel 15:28).

     Karakter Saul ini sangat kontras bila dibandingkan dengan Daud yang selalu terbuka terhadap teguran.  Hati Daud mudah hancur dan bertobat dengan sungguh di hadapan Tuhan setiap kali melakukan pelanggaran.

Karena ketidaktaatannya Saul harus lengser dan digantikan oleh Daud yang lebih berkenan kepada Tuhan!

No comments:

Post a Comment