Monday, June 3, 2013

DI BALIK KEBERHASILAN MUSA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2013 -

Baca:  Keluaran 2:16-22

"Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa."  Keluaran 2:21

Ada ungkapan mengatakan:  di balik keberhasilan seorang pria pasti ada wanita hebat di belakangnya.  Wanita, bisa seorang ibu atau isteri, adalah tokoh-tokoh sederhana di balik keberhasilan pria (suami).  Tak bisa dipungkiri, keberadaannya membawa pengaruh luar biasa dalam perjalanan hidup seorang pria:  motivator, menguatkan di kala pria sedang dalam masalah;  namun tidak sedikit pula justru kehadirannya hanya melemahkan, merongrong dan menghancurkan.  Sungguh, di balik sosoknya yang lemah lembut wanita menyimpan kekuatan yang sangat dahsyat.  Inilah hal yang seringkali tidak disadari dan dilupakan oleh para suami.  Mereka begitu gampang meremehkan peranan si isteri dalam kehidupan sehari-hari.  Mereka beranggapan bahwa semua keberhasilan yang diraihnya adalah sepenuhnya hasil usaha dan kerja keras sendiri, padahal di balik itu ada isteri yang senantiasa men-support dari belakang.

     Musa dipilih Tuhan untuk memimpin umat Israel.  Keberhasilannya dalam mengemban tugas dari Tuhan itu juga tidak terlepas dari peran serta isteri yang dengan setia mendukung dan mendampinginya serta saat.  Adalah Zipora, anak perempuan Rehuel (yang disebut pula Yitro), seorang imam dari Midian.  Arti nama 'Zipora' adalah si burung kecil.  Begitu pentingkah peranan Zipora dalam perjalanan karir Musa?  Sangat penting.  Sebagai isteri ia telah melahirkan Gersom dan juga Eliezer bagi Musa.

     Suatu ketika Musa sedang menghadapi ujian yang sangat berat.  "...di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya."  (Keluaran 4:24).  Tuhan sangat marah kepada Musa karena ia lupa menyunat anaknya, padahal dalam Perjanjian Lama sunat adalah tanda perjanjian Tuhan dengan umatNya.  Ketika nasib suami berada di ujung tanduk, di sinilah peran isteri sangat berarti;  jika tidak, Musa pasti akan mati.  "...Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: 'Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku.'  Lalu Tuhan membiarkan Musa. 'Pengantin darah,' kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu."  (Keluaran 4:25-26).  Zipora benar-benar menjadi seorang penolong bagi suaminya!  (Bersambung)

1 comment: