Monday, December 3, 2012

KEKUATAN MANUSIA ADALAH SIA-SIA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2012 -

Baca:  Kisah Para Rasul 7:17-42

"Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya."  Kisah 7:22

Tuhan dapat melakukan segala hal dan rencana-Nya tidak pernah gagal (baca Ayub 42:2).  Begitu pula dengan rencana Tuhan bagi hidup Musa, yaitu membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir.  Apa pun yang terjadi kepada Musa sewaktu ia masih bayi, Tuhan telah menyelamatkannya.  Ketika itu, raja Mesir (Firaun) memberi perintah kepada para bidan Mesir,  "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."  (Keluaran 1:16-17), dan ia juga memerintahkan kepada semua orang Mesir untuk membuat setiap bayi laki-laki Ibrani yang baru lahir ke dalam Sungai Nil.

     Musa adalah bayi yang sehat dan ibunya menyembunyikan dia selama tiga bulan,  "Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;"  (Keluaran 2:3).  Bukanlah sebuah kebetulan jika putri Firaun mandi di sungai Nil dan melihat keranjang bayi Musa.  Kemudian ia menyuruh budak perempuannya mengambil keranjang itu.  Akhirnya Musa diangkat menjadi anak dari putri Firaun.  Musa pun dibesarkan sebagai cucu Firaun, belajar di sekolah terbaik, dilatih memimpin tentara Mesir dan namanya terkenal di seluruh tanah Mesir.  "Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka"  (Keluaran 2:11).  Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa,  "Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.  Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."  (Keluaran 3:9-19).

     Walaupun Musa dididik dalam segala hikmat Mesir, ucapan dan perbuatannya sangat berkuasa, namun dia merasa tidak sanggup melakukan perintah Tuhan:  "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"  (Keluaran 3:11).  Musa menyadari kekuatannya sangat terbatas, dirinya bukanlah 'siapa-siapa'.

Tanpa Tuhan bersama kita, pengetahuan dan kemampuan kita tidak akan berguna dalam menyelamatkan umat Tuhan.

No comments:

Post a Comment