Thursday, March 31, 2011

HAL AKHIR ZAMAN: Hati-Hati Dengan Ajaran Sesat!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Maret 2011 -

Baca:  1 Timotius 4:1-10

"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa diwaktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan"  1 Timotius 4:1

Akhir-akhir ini banyak bermunculan ajaran-ajaran sesat yang dibungkus begitu rapi sampai-sampai banyak orang yang tidak tahu kalau mereka sedang diperdayai, semisal:  aliran Mormon, saksi Yehovah dan sebagainya.  Yang jelas, ajaran sesat adalah ajaran yang berlawanan dengan firman Tuhan dan tidak sesuai dengan Injil.  Ajaran sesat ini dikerjakan oleh orang-orang yang berada di bawah kendali roh-roh penyesat atau Iblis.  Misi mereka adalah menjerat orang-orang yang lemah imannya untuk dijadikan penganutnya.

     Sebagai orang percaya kita tidak perlu terkejut atau takut karena Alkitab sudah lebih dulu menyatakan bahwa di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang keduakalinya akan ada banyak ajaran-ajaran sesat.  Tertulis:  "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.  Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.  Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?"  (Matius 7:15-16).  Jadi Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi kelak, karena Dia adalah Mahatahu.  Pertanyaannya:  bagaimana supaya kita tetap kuat mengiring Tuhan dan tidak dapat disesatkan oleh mereka?  Ingat!  Setiap manusia diciptakan dengan kehendak bebas (free will).  Kita punya hak memilih sebagaimana bangsa Israel di perhadapkan dengan pilihan:  memilih beribadah kepada Tuhan atau allah lain.  Tapi Yosua dengan tegas berkata,  "...aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!"  (Yosua 24:15b).  Ketika orang membuka diri untuk ajaran-ajaran sesat, roh-roh penyesat akan bekerja dalam dirinya.  Berhati-hatilah, jangan sampai kita lengah dan terpedaya!  "...jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua.  Latihlah dirimu beribadah."  (1 Timotius 4:7).

     Kita harus meningkatkan ibadah kita dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada supaya 'telinga rohani' kita semakin peka dengan ajaran-ajaran yang sehat.  Semakin banyak kita belajar dan merenungkan firman Tuhan, pancaindera kita pun akan semakin terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat (baca Ibrani 5:14).

Jangan kuatir, Roh Kudus akan menolong, membimbing dan mengurapi kita dengan kuasaNya, sehingga kita punya keberanian untuk menolak setiap ajaran yang tidak sesuai dengan Injil Kristus!

Wednesday, March 30, 2011

PERHATIKAN DAN AWASILAH HIDUPMU!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Maret 2011 -

Baca:  1 Timotius 4:11-16

"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.  Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau."  1 Timotius 4:16

Kata awas berarti suatu peringatan agar kita berhati-hati.  Bukankah kita sering menjumpai kata-kata peringatan semacam ini tertulis di mana-mana?  Di jalan raya misalnya:  "Awas ada tikungan;  Awas ada perbaikan jalan;  Awas banyak anak sekolah" dan sebagainya.  Ada pula yang lebih ekstrem lagi,  "Awas ada anjing galak!".  Itu semua berarti kita harus memperhatikan peringatan ini dengan sungguh, sebab bila kita melanggarnya pasti sangat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.

     Firman Tuhan menasihati agar kita mengawasi diri sendiri terlebih dahulu, bukan orang lain.  Memang, pekerjaan yang mudah adalah kita mengawasi, mengamat-amati, menilai, mengoreksi kelemahan serta menghakimi orang lain.  Sebaliknya untuk mengawasi diri sendiri atau bercermin pada diri sendiri tidak semua orang mau melakukannya.  Tetapi rasul Paulus mengingatkan demikian,  "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri;  maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  (Galatia 6:4).

     Berdasarkan ayat nas di atas ada 2 hal yang harus kita awasi:  diri kita sendiri dan juga ajaran yang kita terima.  Apa saja itu?  Paulus berkata,  "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12b).  Bagaimana dengan perkataan kita?  Yang kita perkatakan menunjukkan siapa kita.  Kata-kata firman yang membangun, menguatkan dan memberkati orang lain, ataukah kata-kata sia-sia yang terlontar (umpatan, kutuk dan sebagainya).  Bagaimana dengan tingkah laku kita?  Apakah selama ini tingkah laku kita sudah sesuai dengan firman Tuhan atau malah jadi batu sandungan bagi orang lain?  Begitu pula dalam hal kasih, kesetiaan dan juga kesucian.  Kalau kehidupan kita sudah baik dan berkenan kepada Tuhan barulah kita boleh mengawasi orang lain!  Sedangkan hal ajaran berbicara tentang apa pun yang kita terima dan dengar, apakah firman Tuhan atau ajaran-ajaran lain.  Akhir-akhir ini banyak sekali ajaran-ajaran yang menyesatkan.  Bila kita tidak berakar kuat di dalam firman Tuhan, kita akan mudah tersesat. 

Mari kita koreksi hidup kita, supaya hidup kita menjadi teladan!

Tuesday, March 29, 2011

MENABUR DENGAN SUKACITA, MENUAI YANG BAIK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Maret 2011 -

Baca:  2 Korintus 9:6-15

"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."  2 Korintus 9:7

Setiap orang yang menanam benih pasti berharap pada saatnya ia akan mendapatkan panenan.  Tapi seringkali terjadi kita menanam benih yang baik, tetapi mengapa hasil panen kita menjadi berasa masam?  Ini seperti tertulis:  "Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya?  Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?"  (Yesaya 5:4).  Jika demikian halnya, adakah yang salah dengan taburan kita?  Mungkin kita berkata,  "Aku sudah banyak menolong orang lain;  aku jadi donatur pembangunan gereja.",  dan lain-lain.  Sedikit motivasi kita saat menanam atau menabur benih tersebut!

     Kalau kita menabur dengan hati yang tidak baik:  bersungut-sungut, sedih hati, terpaksa dan memiliki motivasi yang salah, hasil tuaian kita juga tidak baik.  Sikap hati kita saat menabur adalah penentu bagi benih yang kita taburkan.  Seorang janda miskin memberikan dua peser uangnya ke dalam peti persembahan dan persembahannya itu menyenangkan hati Tuhan.  Memang jumlah benih yang ditabur janda itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan persembahan orang kaya, tapi ia memberinya dengan sepenuh hati dan dari seluruh nafkahnya.  Benih yang baik, hati yang baik dan motivasi yang baik akan menghasilkan tuaian yang baik pula.  Banyak orang Kristen yang ingin diberkati melimpah tapi tidak mau menabur dan suka menunda-nunda waktu untuk menabur dengan berkata,  "Penghasilanku pas-pasan, aku belum bisa memberi;  aku belum digerakkan oleh Roh Kudus."  dan sebagainya.  Itu hanyalah alasan bagi orang-orang yang tidak mau menabur atau sengaja menghindarkan diri dari hukum menabur.

     Orang yang malas menabur jangan pernah berharap tuaian!  Apabila kita ingin menanam atau menabur, milikilah hati yang baik.  Setiap kita pasti tidak ingin menuai buah yang masam, bukan?  Penabur benih yang baik pada saatnya akan menuai hasil yang baik pula.

"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."  Amsal 3:9-10

Monday, March 28, 2011

KEMENANGAN = IMAN + KETAATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 20

"Sekarang aku tahu, bahwa Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."   Mazmur 20:7

Yosua dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa.  Kata Tuhan,  "Hamba-Ku Musa telah mati;  sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu."  (Yosua 1:2).  Tuhan tidak asal menyuruh Yosua tapi Ia menjanjikan kemenangan kepadanya,  "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa."  (Yosua 1:3).  Kemenangan yang dijanjikan Tuhan itu belum diraih Yosua saat ia mendengar perkataan Tuhan.  Jadi, kemenangan akan menjadi kenyataan apabila Yosua mengikuti tuntunan Tuhan dan mau melangkah dengan iman.

     Ini menunjukkan bahwa hidup berkemenangan disediakan Tuhan bagi anak-anakNya.  Namun, mengapa tidak semua orang Kristen dapat menikmati kemenangan?  Itu karena tidak tunduk kepada Tuhan dan tidak mengikuti cara-caraNya.  Orang-orang dunia memiliki konsep:  hidup berkemenangan dapat dicapai dengan cara apa pun meski melanggar firman Tuhan;  hidup berkemenangan berarti memiliki uang banyak atau materi yang berlimpah.  Akibatnya banyak orang nekat menempuh jalan yang salah atau kotor:  menipu orang lain, korupsi, menekan orang lemah, bisnis narkoba, sampai pergi ke gunung Kawi atau dukun demi mendapatkan kekayaan secara instan, namun ujungnya kepada maut.  Sebaliknya konsep kemenangan menurut Alkitab adalah:  hasil yang kita raih karena Tuhan melakukannya untuk kita.

     Kmenangan adalah hasil dari ketaatan.  Ketika Yosua taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan  (baca Yosua 1:6-8)  apa saja yang diperbuatnya menjadi berhasil dan beruntung.  Ingat!  Kehidupan Kristen adalah hidup penuh perjuangan, tidak ada yang instan, tapi percayalah bahwa Tuhan akan menyertai kita dan memberikan jaminan kemenangan.  Tertulis:  "...sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu."  (Ulangan 20:4).

Mari mencari Tuhan setiap waktu, karena orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan hidupnya pasti berhasil dan mengalami berkat-berkat Tuhan yang pasti.

Sunday, March 27, 2011

YUSUF: Pribadi yang Disertai Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Maret 2011 -

Baca:  Kejadian 39

"Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena Tuhan menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil."  Kejadian 39:23

Yusuf  adalah orang pilihan Tuhan yang hidup dalam kebenaran walaupun bukan berarti ia luput dari segala macam kesukaran hidup.  Alkitab berkata:  "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."  (Yakobus 1:12).  Alkitab mengisahkan tentang perjalanan hidup Yusuf yang hari-harinya penuh diwarnai berbagai pergumulan berat.  Saudaranya sendiri, tanpa sepengetahuan ayah mereka, telah menjual Yusuf sebagai budak kepada orang Mesir.  Di rumah orang Mesir ia difitnah oleh isteri Potifar, yang akhirnya memaksa Yusuf mendekam di penjara.  Meski melewati berbagai ujian, hidup Yusuf senantiasa disertai Tuhan "...sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya;"  (Kejadian 39:2a).  Puncaknya, Yusuf diangkat menjadi orang kedua di Mesir.

     Belajar dari perjalanan hidup Yusuf ini dapat disimpulkan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.  Asal kita hidup dalam kebenaran tidak ada hal yang perlu ditakutkan dan dikuatirkan, sebab  "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;  apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya."  (Mazmur 37:23-24).  Jangan pernah berkata bahwa keberhasilan dan kesuksesan itu buah dari jerih payah atau karena kekuatan kita sendiri,  "...sebab di luar Aku (Tuhan-Red.) kamu tidak dapat berbuat apa-apa."  (Yohanes 15:5b).  Karena penyertaan Tuhan Yusuf menjadi orang yang rendah hati;  sebaliknya, Ia benci terhadap orang-orang yang congkak.

     Bila hidup kita disertai Tuhan tidak ada perkara yang mustahil:  pintu berkat, pintu kesempatan, pintu pemulihan, pintu kesembuhan dan sebagainya dibukakan untuk kita.  Tertulis:  "...apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup;  apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka."  (Wahyu 3:7).  Jadi dalam penyertaan Tuhan selalu ada pengharapan.

Ingin disertai Tuhan di segala jalan?  Hiduplah seturut kehendak Tuhan seperti Yusuf!

Saturday, March 26, 2011

PELAJARAN BERHARGA DARI YAKUB

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Maret 2011 -

Baca:  Kejadian 35:1-15  

"Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu."  Kejadian 35:1

Mengapa Tuhan memerintahkan Yakub untuk kembali ke Betel dan tinggal di situ?  Bukankah selama bertahun-tahun Yakub sudah pernah tinggal di Betel dan hidup bersama-sama dengan Laban, pamannya?  Pasti ada gejolak dalam diri Yakub, sebab bila kembali ke Betel berarti ia akan bertemu kembali dengan Esau, kakaknya, yang pernah mengancam hendak membunuhnya.  Namun ketika Yakub merespons panggilan Tuhan dan taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, maka  "...kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar."  (Ayat 5b).

     Melalui Betel ini Tuhan hendak memberikan satu pelajaran berharga kepada Yakub bahwa setiap pelanggaran selalu mendatangkan akibat, yaitu penderitaan.  Akibat kecurangannya, Yakub harus lari ke Mesopotamia karena jiwanya terancam, dan ia pun menuai apa yang telah diperbuat, Yakub juga ditipu oleh Laban.  Benar apa yang tertulis di Alkitab:  "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.  Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,..."  (Galatia 6:7b-8).

     Tuhan menghendaki agar kita hidup dalam kejujuran, bukan dalam kecurangan.  Tuhan pasti akan menolong dan membela umatNya yang hidup jujur.  Pemazmur berkata,  "siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."  (Mazmur 50:23b).  Kalau pun hidup Yakub menjadi berhasil dan diberkati, itu semua karena Tuhan yang mengerjakan perkara-perkara besar dalam hidupnya, bukan karena hebat dan kuat Yakub.  Dalam Kejadian 28:10-22  Yakub bermimpi ada tangga yang ujungnya sampai ke langit dan tampaklah para malaikat naik turun tangga itu.  Naik tangga gambaran bagaimana para malaikat membawa masalah-masalah kita kepada Tuhan;  sedangkan turun tangga artinya para malaikat turun membawa berkat-berkat dari sorga.  Ada pun makna rohaninya adalah:  sesungguhnya jarak antara kita dengan sorga itu sangat dekat.  Tuhan itu hanya sejauh doa!  Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, namun dibutuhkan kejujuran (hidup benar) dan kesetiaan untuk meraih berkat-berkat dari Tuhan.

Tuhan sanggup mengubahkan hal-hal yang buruk menjadi baik, asal kita mau tunduk kepada Tuhan dan hidup dalam pertobatan!

Friday, March 25, 2011

BERKAT MELIMPAH BAGI YANG SUKA MEMBERI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2011 -

Baca:  2 Korintus 9:6-15

"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan."  2 Korintus 9:8

Jika Alkitab menyatakan prinsip tentang memberi dan menerima, menabur dan juga menuai, hal ini menunjukkan bahwa berkat yang disediakan Tuhan bagi orang yang suka memberi adalah sesuatu yang pasti dan pasti digenapiNya.  Bahkan dalam hal persepuluhan saja Tuhan menantang kita untuk mengujiNya.  Tuhan berkata,  "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan."  (Maleakhi 3:10).  Artinya apabila kita mempersembahkan persepuluhan kepada Tuhan dengan motif yang benar, kita pasti diberi kelimpahan.  Banyak orang ingin menikmati hidup berkelimpahan dan diberkati, tapi dia tidak mau menerapkan pola hidup suka memberi seperti yang Tuhan kehendaki.  Banyak juga orang Kristen yang mencoba untuk memberi, namun mengapa belum juga menampakkan hasil seperti yang diharapkan?  Mengapa mereka seolah-olah tidak menuai sesudah menabur?

     Berkat Tuhan mengalir sesuai dengan kemampuan kita untuk menerimanya.  Satu-satunya yang menghambat berkat adalah ketidaksiapan kita sendiri untuk menerima berkat-berkat itu.  Ketika bejana-bejana milik janda yang kita baca di 2 Raja-Raja 4:1-7 sudah penuh dan tidak ada lagi yang kosong, berhentilah minyak itu mengalir.  Minyak milik janda itu berhenti mengalir ketika tidak ada lagi bejana untuk menampungnya.  Sesungguhnya Tuhan selalu menyediakan segala yang kita perlukan, dan ketika kita sudah siap untuk menerima berkat yang lebih, berkat-berkat itu akan datang.  Oleh karena itu mari belajar menjadi orang yang suka memberi, bukan orang yang hanya mengharapkan untuk diberi.  "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."  (Kisah 20:35b).

     Inilah rahasia hidup diberkati!  Saat kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang-orang lain, Tuhan pasti akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita juga.  Ingin menikmati berkat Tuhan secara menyeluruh?  Berilah juga secara menyeluruh.

Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi berkat bagi orang lain bukan untuk diri sendiri!

Thursday, March 24, 2011

SUKA MEMBERI ATAU SUKA MENERIMA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Maret 2011 -

Baca:  2 Korintus 9:6-15

"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."  2 Korintus 9:6

Memiliki kasih dan suka memberi adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya.  Jika ada orang Kristen yang tidak punya kasih, pelit dan tidak suka memberi berarti belum melakukan kehendak Tuhan, padahal firmanNya jelas menyatakan,  "Berilah dan kamu akan diberi:  suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."  (Lukas 6:38)

     Orang Kristen yang tidak punya kasih dan tidak pernah memberi kepada orang lain tak ada bedanya dengan keberadaan Laut Mati.  Laut Mati adalah danau atau laut yang airnya tidak dapat diminum karena telah terkontaminasi dan berbau busuk. Kandungan garam di Laut Mati sangat tinggi dan bisa dikatakan bahwa Laut Mati adalah salah satu lingkungan yang paling tidak ramah di dunia.  Ikan-ikan tidak dapat bertahan hidup di sana.  Secara geografis Laut Mati dialiri oleh sungai Yordan yang bermuara ke laut ini, namun tidak seperti danau lain, Laut Mati tidak memiliki saluran ke luar;  laut ini hanya terus menampung air sungai sehingga semua air segar yang mengalir ke dalamnhya lambat laun menjadi busuk.

     Itulah gambaran yang tepat mengenai orang yang hidup mementingkan diri sendiri;  orang yang selalu mengharapkan untuk diberi tetapi tidak suka memberi.  Bila kita hanya suka menerima, selalu mengambil tetapi tidak pernah memberi, lama-kelamaan kehidupan kita akan berbau busuk:  masam, egois, tidak menyenangkan dan selalu berpikiran negatif terhadap orang lain.  Itu adalah dampak dari tidak adanya hal yang mengalir keluar dari dirinya.  Dunia berprinsip bahwa untuk menjadi kaya atau cara memperoleh harta adalah dengan menghemat sedemikian rupa dan menerima.  Sedangkan prinsip firman Tuhan adalah kebalikannya.  Di dalam Kerajaan Allah justru orang yang diberkati adalah orang yang menyebar dan menabur hartanya.  Tertulis:  "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan."  (Amsal 11:24) dan  "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."  (2 Korintus 9:6).  Tuhan menciptakan kita untuk menjadi seperti sungai yang terus-menerus mengalir.

Janji Tuhan itu unik, ia hanya dapat dipahami apabila dipraktekkan.

Wednesday, March 23, 2011

BERKAT SEBAGAI ANAK-ANAK ALLAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Maret 2011 -

Baca:  Galatia 4:1-11

"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;  jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."  Galatia 4:7

Kita sering membaca berita di koran dan melihat tayangan di televisi kasus ibu yang tega membuang bayinya sendiri di tong sampah atau kardus.  Kok bisa ya?  Beruntung jika bayi yang dibuang itu ditemukan orang dalam keadaan hidup;  jika tidak?  Dan biasanya bayi-bayi tersebut akan diserahkan ke panti-panti asuhan anak untuk diasuh.  Adalah berbahagia jika ada orangtua asuh yang mengadopsi atau mengangkatnya sebagai anak.

     Musa adalah anak yang dilahirkan oleh orangtua Israel pada masa pemerintahan Firaun.  Suatu masa yang sangat sulit di mana bangsa Israel sedang berada dalam penindasan bangsa lain yaitu Mesir.  Pada waktu itu Firaun juga membuat perintah yang benar-benar di luar batas kemanusiaan yaitu agar semua bayi laki-laki Israel dibunuh.  Itulah sebabnya Yokhebed, ibu Musa, memikirkan rencana bagaimana menyelamatkan bayinya.  Bayi Musa itu pun dihanyutkan ke sungai dalam sebuah keranjang, dan akhirnya puteri Firaun mengambil Musa kecil itu dan mengangkatnya sebagai anak.  Lalu, puteri Firaun memberikan bayi alaki-laki itu kepada Yokhebed untuk disusui.  Dua wanita (puteri Firaun dan Yokhebed) dipakai Tuhan untuk menyelamatkan hidup Musa.

     Sebagai orang percaya, Alkitab berkali-kali menegaskan bahwa kita telah diangkat sebagai anak-anak Allah sehingga kita dapat berseru kepada Allah dan memanggil Dia,  "Abba, Bapa!".  (Baca Roma 8:15).  Kita yang dahulu hidup dalam perbudakan dosa kini telah dibebaskan melalui pembenaran dalam karya kudus Kristus di kayu salib.  Kita dinyatakan benar oleh pengorbanan Kristus sehingga Allah mengangkat kita menjadi anak-anakNya.  Secara Alkitabiah, pengangkatan anak adalah tindakan Allah di mana seseorang yang telah diperbaharui Roh Kudus diubah dan dibenarkan, kemudian dipindahkan ke dalam persekutuan orang yang ditebus dalam keluarga Allah.  Sebagai anak Allah banyak sekali berkat tak terbatas yang menjadi bagian kita tidak hanya di waktu sekarang, tetapi juga untuk waktu yang akan datang ketika Kristus kembali, di mana kita akan memerintah bersamaNya sebagai ahli waris Kerajaan Allah.

Karena status sebagai anak, kita pun beroleh kasih karunia Tuhan dan berhak mendapatkan pertolongan ketika kita membutuhkan;  Bapa juga bernjanji tidak akan meninggalkan atau mengabaikan kita (baca Ratapan 3:31-32).

Tuesday, March 22, 2011

LAKUKAN SEGALA SESUATU DENGAN SEPENUH HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Maret 2011 -

Baca:  Kolose 3:23-25 

"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  Kolose 3:23

Ayat nas di atas menasihatkan agar kita melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, baik itu pekerjaan, pelayanan, studi, hidup berkeluarga, ibadah dan sebagainya, bukan dengan keluh kesah, gerutu atau persungutan.  Di tempat kerja ada saja hal yang kita keluhkan, mulai gaji, job description yang tidak jelas, si bos yang bertindak semena-mena dan sebagainya.  Akibatnya kita pun mengerjakan setiap tugas atau pekerjaan kita tidak dengan sepenuh hati alias nggrundel (bahasa Jawa) dalam hati, artinya bersungut-sungut.  Begitu juga dalam hal pelayanan, kita pun melakukannya sebagai hal yang rutin, biasa-biasa saja tanpa semangat. Sesungguhnya Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi umatNya bagaimana Ia melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati.  Apa pun yang menjadi kehendak Bapa dikerjakanNya dengan sepenuh hati meski harus melewati segala penderitaan yang hebat, bahkan sampai harus mati di kayu salib.

     Kalau hari ini kita diingatkan oleh firman untuk melakukan seperti yang telah Yesus lakukan dan ajarkan itu berarti kita juga harus melakukannya dengan sepenuh hati, sebab  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Renungkanlah:  kalau dalam kehidupan ini kita tidak menghasilkan buah dari apa yang kita lakukan, bisa jadi karena kita melakukannya tidak dengan sepenuh hati.  Bila kita melakukan banyak hal tidak dengan sepenuh hati, maka hasil yang kita dapatkan pun tidak akan bisa maksimal.

    Mari kita koreksi diri kita masing-masing:  sudahkah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati?  Ketika memuji dan menyembah Tuhan apakah kita melakukannya dengan sepenuh hati?  Jangan pernah merasa bahwa pelayanan dan ibadah yang kita lakukan selama ini sudah lebih dari cukup, atau kita merasa sudah cukup rajin dan setia mengiring Tuhan.  Yang dinilai Tuhan bukanlah aktivitas yang terlihat dengan kasat mata tetapi Ia melihat hati kita;  kesepenuhhatian kita ketika melayani Dia, itulah yang dikenan Tuhan.  Ada upah yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang melayani Tuhan dengan sepenuh hati.  Contoh:  Kaleb, mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidupnya meski perlu waktu selama 45 tahun.

Kita pun harus percaya bahwa janji firman Tuhan pasti digenapi, dan saat menantikan Tuhan itulah kita harus mengerjakan bagian kita dengan sepenuh hati.

Monday, March 21, 2011

MENGALAHKAN KEKUATIRAN: Doa dan Ucapan Syukur

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 55

"Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau!  Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah."  Mazmur 55:23

Adalah non sense jika ada orang yang berkata bahwa dirinya tidak pernah merasa kuatir terhadap apa pun juga.  Pastilah tak seorang pun manusia di dunia ini yang tidak pernah merasa kuatir!  Setiap kita pasti pernah mengalami apa itu kuatir.  Daud pun pernah mengalaminya, apalagi jika kita simak perjalanan hidup Daud penuh dengan pergumulan yang berat, kekuatiran pasti bergejolak di dalam hatinya karena hidupnya di bawah ancaman Saul yang hendak membunuhnya.  Kondisi yang lebih berat juga harus dialami Ayub, segala harta bendanya lenyap dan anak-anaknya juga mati.  Tidak hanya itu, Ayub pun harus menderit sakit borok di sekujur tubuhnya.  Dalam kondisi yang demikian, isteri dan sahabat-sahabatnya justru meninggalkan dia.  Namun Ayub mengaku bahwa  "...yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."  (Ayub 3:25).

     Rasa kuatir timbul saat seseorang melihat keadaan di sekitarnya tidak lagi dapat memberikan harapan untuk hidup lebih baik.  Bukankah di hari-hari ini banyak orang yang kuatir akan masa depannya?  Bencana terjadi di mana-mana dan tanpa diduga;  harga kebutuhan dapur ibu-ibu terus naik;  BBM di beberapa daerah langka;  orangtua kuatir tidak mampu membiayai sekolah anaknya dan sebagainya.  Rasa kuatir tidak dapat mengurangi beban yang kita alami, sebaliknya akan mengotori pikiran kita dengan berbagai niat yang tidak baik.  Contoh:  orang akan mengambil jalan pintas untuk bunuh diri, mencuri, menipu, dan banyak hal yang memungkinkan seseorang terjebak dalam dosa.  Paulus berpesan,  "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."  (Filipi 4:6).

     Jelas bahwa untuk dapat keluar dari rasa kuatir kita harus berdoa dan mengucap syukur.  Mengucap syukur adalah bagian yang sangat penting untuk mendatangkan ketenteraman hati, dan saat hati kita tenang kita bisa berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, dan dengan iman itu pula kita mampu mengusir rasa kuatir yang melanda hati dan pikiran kita, serta mempercayakan semua masalah kita kepada Tuhan, sebab Dia yang menjadi jaminan hidup kita.

Jangan kuatir, Tuhan pasti sanggup menolong kita!

Sunday, March 20, 2011

MENGALAHKAN PENCOBAAN: Perkatakan Firman (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Maret 2011 -

Baca:  Matius 4:1-11

"Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus."  Matius 4:11 

Strategi yang dilakukan Iblis berikutnya untuk mencobai Yesus ialah membawaNya ke kota Suci dan menempatkanNya di bubungan Bait Tuhan serta menyuruhNya menjatuhkan diri ke bawah (ayat 5-6);  akan tetapi usaha Iblis itu tidak berhasil.  Jelas dikatakan bahwa  "...Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun."  (Yokobus 1:13b).  Tantangan yang diberikan Iblis pada Yesus tidak membuat Yesus terpengaruh meskipun amatlah mudah bagi Yesus melakukan perbuatan yang ajaib tersebut, karena dalam diri Yesus ada otoritas Ilahi dan Dia tahu apa yang harus Dia lakukan.  Lain halnya dengan kita yang seringkali tidak kuasa untuk menahan diri dari keangkuhan.  Ini berbeda dengan manusia pada umumnya, yang karena merasa diri mampu, pintar dan hebat, maka ketika ada tantangan datang mulai memakai kekuatan sendiri untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa kita mampu.

     Strategi yang ketiga untuk mencobai Yeus adalah Iblis memperlihatkan semua kekayaan dunia dan segala kemegahannya, lalu berkata pada Yesus,  "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."  (Matius 4:9).  Adalah sangat ironis bila Yesus menuruti perintah Iblis ini karena segala isi dunia ini adalah ciptaanNya dan Iblis tidak punya kuasa apa pun atas segala milikNya.  Maka lagi-lagi Yesus memperkatakan firman,  "Enyahlah, Iblis!  Sebab ada tertulis:  'Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!' "  (Matius 4:10).

     Mengapa Yesus selalu memperkatakan firman saat menghadapi pencobaan?  Karena firman Tuhan itu berkuasa dan adalah kekuatan Allah sendiri.  Bila kita memperkatan firman itu dengan iman,  "...ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan kepadanya."  (Yesaya 55:11).  Untuk menang melawan segala tipu muslihat Iblis kita harus menggunakan pedang Roh ini (firman Tuhan).  Seringkali banyak orang tidak tahan nafsu dengan tawaran-tawaran dari Iblis yang memberinya harta, jabatan, popularitas, jodoh dan sebagainya meski harus menjual iman, padahal itu berujung pada kebinasaan.

Karena itu sediakan waktu untuk belajar dan merenungkan firman siang dan malam sebagaimana diperintahkan Tuhan kepada Yosua (baca Yosua 1:8), supaya kita menang!

Saturday, March 19, 2011

MENGALAHKAN PENCOBAAN: Perkatakan Firman (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Maret 2011 -

Baca:  Matius 4:1-11  

"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari firman yang keluar dari mulut Allah."  Matius 4:4

Selagi kita masih hidup di bumi ini kita harus siap menghadapi masalah demi masalah.  Daud berkata,  "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;  sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap."  (Mazmur 90:10).  Jadi kesukaran dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia di dunia.  Bukan hanya kita manusia yang lemah saja yang harus melewati ujian dan pencobaan hidup, Yesus pun harus mengalami pencobaan.  Namun Alkitab dengan jelas menyatakan,  "...Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa."  (Ibrani 4:15).  Melihat kondisi Yesus yang sedang lapar setelah berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam Iblis pun mengambil kesempatan untuk mencobai Yesus dengan tiga strategi yang telah dirancangnya.

     Strategi pertama.  Iblis tahu bahwa Yesus sedang lapar, karena itu Iblis menyuruh Yesus untuk melakukan mujizat itu, tapi Dia tidak mudah terkecoh dengan tipu daya Iblis sehingga Ia berkata dengan tegas,  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.", walaupun pada saat itu secara jasmani Yesus sedang merasa lapar dan sangat membutuhkan makanan.  Mengapa Yesus berkata demikian?  Karena firman adalah dasar untuk kita percaya akan adanya mujizat, sebab  "Pada mulanya adalah Firman;  Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."  (Yohanes 1:1), dan karena firman Tuhan adalah makanan rohani yang memberikan kekuatan iman dalam hidup kita.  Bila menyadari akan hal ini kita tidak akan pernah meremehkan firman Tuhan yang kita baca atau pun dengar.

     Masih banyak orang Kristen yang datang beribadah dengan motivasi yang tidak benar, yang dikejar hanyalah berkat semata dengan berkata,  "Aku mau ibadah ke gereja, siapa tahu aku diberkati.  Aku mau jadi anggota jemaat di gereja yang besar itu supaya bisa cepat kaya seperti mereka."  Inilah bujuk rayu Iblis, membelokkan motivasi banyak orang.

FirmanNya jelas mengatakan,  "Tetapi carilah dahulu KerajaanAllah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).

Friday, March 18, 2011

MENJADI MURID YESUS YANG KUAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Maret 2011 -

Baca:  Lukas 9:22-27

"Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."  Lukas 9:24

Menjadi orang Kristen tidaklah mudah karena kita mengemban tugas yang tidak sembarangan.  Ketika kita memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, status kita adalah murid Yesus.  Sebagai murid Yesus kita wajib melakukan semua perintah-perintah Yesus serta meneladani hidupNya sebagaimana tertulis:  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6), sebab untuk itulah  "...kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya"  (1 Petrus 2:21).

     Sungguh, untuk mengikut Yesus dibutuhkan komitmen yang tidak boleh dibuat main-main karena banyak tantangan yang akan kita hadapi dan kita pun harus melakukan kehendakNya dengan taat.  Ketaatan adalah suatu proses di mana kita bisa dikatakan layak untuk menjadi murid Yesus atau tidak, sebab firman-Nya berkata,  "...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."  (Lukas 9:23).  Menyangkal diri dan memikul salib adalah syarat mutlak yang harus dijalankan oleh setiap murid Yesus.  Melalui penyangkalan diri dan pikul salib kita belajar untuk memiliki kerendahan hati dan punya hati yang teachable (bersedia diajar), supaya kita menjadi murid Yesus yang militan: tidak mudah lemah dan pantang menyerah.

     Mengapa kita diijinkan melewati ujian atau tantangan?  Ini adalah untuk membuktikan kemurnian iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kita beroleh pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya (baca 1 Petrus 1:7).  Dalam mengikut Tuhan Yesus kita pun harus memiliki integritas dan jangan sampai ada kepura-puraan.  Tidak ada kata setengah-setengah atau suam-suam kuku, sebab jika demikian Tuhan akan berkata,  "...Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku."  (Wahyu 3:16).  Ada harga yang harus kita bayar!  Banyak orang Kristen yang masih berkompromi dengan hal-hal duniawi.

Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."  Lukas 9:62

Thursday, March 17, 2011

PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN: Pasti dan Tidak Mengecewakan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Maret 2011 -

Baca:  Roma 8:18-25

"Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun."  Roma 8:25

Banyak orang tidak dapat menerima keadaan yang tidak menyenangkan dalam hidupnya.  Mereka mulai mengomel, memberontak dan menyalahkan Tuhan atas apa yang dialami.  Hal ini berlanjut pada tindakan dan tekad keluar dari permasalahan yang ada, apa pun caranya, tidak peduli apakah jalan yang ditempuhnya nanti berujung pada kesia-siaan, seperti tertulis:  "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."  (Amsal 14:12).  Mereka mengira bahwa jalan yang ditempuhnya itu sudah benar dan pasti akan memberikan jalan keluar.  Alkitab menegaskan,  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"  (Yeremia 17:5).  Sekuat dan sehebat apa pun manusia, kemampuan dan kekuatannya ada batasnya.  Tapi jika kita mau menyikapi setiap permasalahan yang ada dengan tetap berharap pada kuasa Tuhan, tidak ada yang perlu diragukan lagi seperti pengakuan Daud,  "Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi."  (Mazmur 121:2).

     Penderitaan dan hal-hal yang tidak mengenakkan diibaratkan orang yang sedang sakit bersalin dan menantikan bayinya segera lahir;  harus ada perjuangan dan ketekunan dalam menanti sesuatu yang kita harapkan itu, sebab jika kita tekun iman kita akan kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan apa pun, sehingga pengharapan kita di dalam Tuhan tidak mengecewakan.  Seringkali ketika pergumulan terasa berat dan sepertinya tidak ada jalan keluar kita mulai membuat perhitungan dengan Tuhan.  Kita berkata,  "Aku sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun;  aku sudah terlibat dalam pelayanan dan banyak berkorban harta untuk membantu pekerjaan Tuhan, tapi mengapa Tuhan seakan tidak adil padaku?"

     Setiap kita pasti selalu berharap bahwa perjalanan hidup kita baik-baik saja tanpa hambatan yang merintangi.  Demikian pun Tuhan selalu ingin kita menjadi kuat seperti rajawali, yang meskipun harus melewati badai tetap mampu terbang tinggi.

Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergumul seorang diri, Dia sangat peduli dan sanggup memberikan pengharapan yang pasti dan tidak pernah mengecewakan!

Wednesday, March 16, 2011

KETAKUTAN YANG TIDAK PERLU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 112

"Ia  (orang yang takut akan Tuhan - Red.)  tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan."  Mazmur 112:7

Sampai dengan hari-hari awal menapaki tahun 2011 banyak orang masih mengalami ketakutan dalam hidupnya.  Memang, jika kita perhatikan keadaan, bencana demi bencana waktu itu datang silih berganti tanpa dapat diduga: mulai dari Mentawai, banjir di Wasior, meletusnya gunung Merapi lalu disusul gunung Bromo dan sebagainya.  Secara tidak sadar hal ini telah mempengaruhi dan menguasai hati orang-orang percaya.  Di satu sisi mereka percaya bahwa Tuhan itu Mahasanggup dan tidak ada perkara yang mustahil bagiNya; namun di sisi lain mereka diliputi rasa takut akan terjadinya bencana-bencana lain yang mungkin datang yang membuat banyak orang hidup dalam kesesakan dan penderitaan.  Tetapi sebagai anak-anak Tuhan kita kembali diingatkan agar tidak takut terhadap keadaan apa pun, karena di dalam hidup orang percaya tidak diberikan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban  (baca Timotius 1:7).

     Roma 8:15a mengatakan:  "...kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah."  Jadi, sesungguhnya ketakutan itu bukan sekedar kelemahan manusia tapi adalah roh yang bekerja dalam seseorang.  Ketakutan mulai menjadi bagian dalam diri manusia setelah manusia jatuh ke dalam dosa.  Karena dosa, Iblis memperbudak manusia dengan menanamkan roh takut itu.  Tapi melalui pengorbanan Kristus di atas Kalvari kita telah dimerdekakan dari roh takut, sebab  "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut."  (Roma 8:2).

     Jadi, meski dunia bergoncang sekali pun tidak ada alasan bagi orang percaya untuk menjadi takut, sebab Tuhan telah memanggil kita sebagai anak-anaknya, artinya kita beroleh jaminan pemeliharaan dan perlindungan yang sempurna dari Tuhan sebagai Bapa kita.  Kuatkan hati dan percayalah akan kuasa Tuhan karena Dia berjanji akan  "...menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."  (Matius 28:20b).  Jangan takut!  Tidak sedikit orang menderita bukan karena mengalami masalah yang berat tetapi karena mereka hidup dalam ketakutan yang berlebihan setiap hari, sehingga mereka pun semakin jauh dari persekutuan dengan Tuhan.

Kunci menang dari rasa takut adalah melekat kepada Tuhan setiap hari!

Tuesday, March 15, 2011

JADILAH ORANG KRISTEN YANG SABAR!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Maret 2011 -

Baca:  Roma 12:9-21

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"  Roma 12:12

Beberapa hari kemarin kita telah membahas tentang kesabaran Tuhan terhadap umatNya.  Sebagai manusia, kita sulit sekali menjadi orang yang sabar.  Bisa dikatakan di zaman serba canggih seperti sekarang ini kesabaran adalah suatu sifat yang paling sulit ditemukan dan menjadi sesuatu hal yang sangat langka, apalagi jika seseorang sedang mengalami penderitaan atau kesesakan.  Tidak sedikit dari kita yang berkata,  "Apakah saya disuruh sabar terus?  Sabar kan ada batasnya."

     Banyak orang maunya melakukan segala sesuatu serba cepat, tanpa pikir pajang dan terburu-buru.  Karena itu kepada jemaat di Roma Paulus menasihati,  "...sabarlah dalam kesesakan,..."  Apa yang dimaksud dengan sabar dalam kesesakan?  Sabar dalam kesesakan artinya ketika sedang dalam masalah, kesulitan, tantangan atau beban hidup, kita tidak lagi bersungut-sungut atau mengeluh.  Namun kita selalu memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan.  Semua persoalan yang terjadi kita pasrahkan kepada Tuhan di dalam doa.

     Sabar dalam kesesakan juga berarti kita mau menunggu waktu Tuhan untuk dinyatakan bagi kita.  Jadi kita tidak akan pernah mengambil jalan pintas dan menuruti kemauan kita sendiri.  Sebaliknya kita akan rela dan tekun menantikan waktu Tuhan tanpa harus mempersoalkan apakah masa penantian itu cepat atau lambat.  Daud berkata,  "...semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;"  (Mazmur 25:3a).  Orang yang sabar menantikan waktu Tuhan dalam hatinya selalu ada ucapan syukur;  ia mengucap syukur bukan untuk penderitaan atau kesesakan yang menimpanya, tetapi untuk penyertaan dan kasih setia Tuhan yang senantiasa dinyatakan dalam hidupnya.  Ketika Tuhan menyertai hidup kita di sepanjang hari, segala perkara dapat kita atasi dan lalui, karena  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan..."  (Roma 8:28).  Itulah sebabnya firmanNya mengajar kita untuk tetap bersukacita karena ada pengharapan di dalam Tuhan.  Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita ini ada dalam pengawasan dan pemeliharaan Tuhan.

Belajarlah selalu mencukupkan diri dengan berkat-berkat yang ada dan tetap bersabar menantikan kuasa Tuhan dinyatakan, karena segala sesuatu indah pada waktuNya!

Monday, March 14, 2011

LAWAN SEMUA TIPU MUSLIHAT IBLIS!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2011 -

Baca:  2 Tesalonika 2:1-12

"Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,"  2 Tesalonika 2:9

Sudah sangat jelas bahwa pekerjaan Iblis adalah menghancurkan manusia, sebagaimana tertulis:  "Pencuri  (Iblis - Red.)  datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;"  (Yohanes 10:10a).  Kita dapat mengetahuinya dengan jelas melalui peristiwa pencobaan yang dialami Ayub.  Sepintas pencobaan yag dialami oleh Ayub ini adalah kesepakatan antara Tuhan dan Iblis, sebab sebelum mencobai Ayub, Iblis terlebih dahulu meminta ijin kepada Tuhan.  Bila Tuhan tidak mengijinkan, Iblis pasti tidak mungkin dapat mencobai Ayub.

     Satu hal yang pasti, Tuhan tidak pernah berkompromi dengan Iblis.  Jika pencobaan itu harus terjadi dalam hidup Ayub, pastilah Tuhan punya rencana yang indah di balik itu semua.  Yang harus kita mengerti adalah bahwa Iblis selalu berusaha untuk menyerang dan menghancurkan kehidupan orang percaya.  Oleh karena itu  "...tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!"  (Yakobus 4:7).  Ketahuilah,  "...si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."  (1 Petrus 5:8).  Pengalaman Ayub ini membuktikan bahwa Iblis tidak dapat 'menyentuh' kehidupan orang-orang benar karena ada perlindungan Tuhan secara sempurna bagi mereka.  Namun bila kita masih bermain-main dengan dosa dan tidak hidup dalam kekudusan kita akan gampang diserang oleh Iblis.  Iblis hanya dapat mengganggu kehidupan orang percaya sejauh itu diijinkan oleh Tuhan, dengan tujuan untuk menguji dan melatih iman kita agar semakin kuat di dalam Dia.  Terlebih di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang semakin dekat ini, bala tentara Iblis semakin bekerja ekstra menyesatkan orang percaya dengan segala bentuk tipu dayanya, oleh sebab itu  "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun jua!"  (Tesalonika 2:3a).

     Ada pun yang menjadi benteng bagi kita untuk melawan si penyesat ini adalah iman kita, Iblis bisa menembus hal-hal lain, tapi ia tidak dapat menembus iman.  Selama kita memiliki iman yang kuat di dalam Tuhan, semua yang kita miliki ada dalam pagar penjagaan Tuhan.

Oleh iman pula kita menyadari selalu ada kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita untuk menopang dan menjaga kita!

Sunday, March 13, 2011

PUJI-PUJIAN MENDATANGKAN MUJIZAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 47

"Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah!"  Mazmur 47:7

Seringkali orang-orang di luar Tuhan mengatakan,  "Orang Kristen itu aneh, kalau sedang beribadah pasti mereka menaikkan puji-pujian dengan keras dan bertepuk tangan.  Susah atau senang, punya uang atau tidak, sepertinya mereka selalu memuji-muji Tuhan."  Ketahuilah bahwa memuji-muji Tuhan bagi orang percaya adalah suatu perintah dari Tuhan dan keharusan.  Pemazmur menegaskan,  "Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya!  Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!  Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!"  (Mazmur 150:1, 6).  Justru orang Kristen yang tidak suka memuji Tuhan adalah orang Kristen yang aneh dan harus segera bertobat! Ingat! Memuji Tuhan adalah suatu perintah dari Tuhan! Apabila kita taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini kita akan merasakan berkat dan mujizat dari Tuhan, karena hati Tuhan sangat disenangkan ketika kita mempersembahkan puji-pujia bagi Dia.

     Mengapa kita harus memuji Tuhan?  "Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atau seluruh bumi."  (Mazmur 47:3).  Siapa yang dapat menandingi kedahsyatan Tuhan?  Sebagai ciptaanNya sudah seharusnya kita memberikan pujian bagi Dia, karena kita diciptakan untuk memuliakan namaNya yang dahsyat itu.  Siapakah di antara kita yang tidak pernah mengalami kebaikan Tuhan dalam hidup kita?  Dalam hal ini Nahum mengakui bahwa  "Tuhan itu baik;  Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan;  Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya."  (Nuhum 1:7).  Bila kita sudah mengecap segala kebaikan Tuhan, masakan bibir dan lidah kita tetap terkatup dan tidak ada ucapan syukur?  Terhadap sesama kita saja kita tahu berterima kasih, terlebih lagi seharusnya kepada Tuhan.

     Memuji Tuhan itu juga baik bagi kita sendiri (baca Mazmur 147:1-6) dan mendatangkan kuasa yang luar biasa bagi kita.  Dikatakan,  "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.  Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air;  bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat."  (Mazmur 84:5, 7).

Hidup yang penuh puji-pujian adalah hidup yag dibentengi oleh kuasa Tuhan, yang di dalamnya terkandung kuasa dan berkat yang melimpah.

Saturday, March 12, 2011

TUHAN YANG MEMBUAT SEGALANYA BERHASIL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2011 -

Baca:  2 Tawarikh 26:1-5

"Dan selama ia (Uzia - Red.) mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil."   2 Tawarikh 26:5b

Uzia bisa dikatakan sebagai seorang remaja yang luar biasa, memiliki nilai plus dibanding dengan rekan-rekan sebanya di mana dia dinobatkan menjadi raja atas Yehuda pada usianya yang masih sangat belia, yaitu enam belas tahun, untuk menggantikan ayahnya, Amazia.  Bila mengandalkan kekuatan sendiri dipastikan Uzia tidak akan mampu menjalankan tugasnya sebagai raja.  Tetapi oleh karena Uzia mengandalkan Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan, maka segala sesuatu yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil.

     Usia muda tidaklah menjadi soal;  asal ia hidup dalam kebenaran, kehidupannya pasti membawa dampak.  Paulus pun menasihatkan hal itu kepada Timotius,  "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.  Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12).  Menjadi teladan bagi orang lain tidak harus menunggu seseorang menjadi dewasa terlebih dahulu.  Banyak orang yang sudah dewasa secara usia atau menjadi Kristen berpuluh-puluh tahun tapi kehidupannya tidak menjadi teladan bagi orang lain.  Sebaliknya, tidak sedikit anak muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa dan hidupnya menjadi kesaksian banyak orang.

     Tuhan merancang hal-hal yang baik (keberhasilan dan masa depan yang gilang-gemilang) bagi orang percaya.  Karena itu jangan pernah menjauhkan diri dari Tuhan;  sebaliknya kita harus makin melekat kepada Tuhan dan mengarahkan pandangan kita kepada Dia,  "...yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,"  (Ibrani 12:2).  Apa pun yang kita alami saat ini, kesesakan atau kesukaran, jangan pernah putus asa.  Tetaplah bertekun dan sabar menanti-nantikan Tuhan.  Orang boleh mengatakan apa saja untuk melemahkan iman kita, tetapi kita harus punya iman yang teguh.  Percayalah!  Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.  Dunia mengukur keberhasilan seseorang dengan uang, kekayaan atau jabatan.  Tapi, sesungguhnya seorang yang berhasil adalah orang yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ketika kita tetap setia mencari kehendak Tuhan dan hidup seturut kehendakNya, keberhasilan pasti akan mengikuti hidup kita.

 Catatan:
"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."  (Roma 9:15-16)

Friday, March 11, 2011

MAU DIAJAR OLEH ROH KUDUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Maret 2011 -

Baca:  Yohanes 14:25-31

"tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  Yohanes 14:26

Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang berbahagia karena senantiasa berada dalam pemeliharaan Tuhan.  Tidak ada yang perlu kita takutkan karena ada satu Pribadi yang diutus Tuhan untuk menyertai hidup kita.  Pribadi itu adalah Roh Kudus.

     Roh Kudus memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap orang percaya.  Dikatakan bahwa Roh Kudus  "...yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  Jadi Roh Kudus yang menuntun, mengajar dan mengingatkan kita untuk selalu melakukan segala sesuatu seturut dengan kehendak Tuhan, karena Dia juga adalah Roh Kebenaran.  Roh Kuduslah yang memberi kita kekuatan dan kemenangan untuk menghadapi tantangan dan pergumulan yang kita alami, karena  "...Roh membantu kita dalam kelemahan kita;  sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa;  tetapi Roh sendiri berdoa untuk kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."  (Roma 8:26).

     Bagi setiap orang percaya yang menerima Roh Kudus, karunia dan buah-buah Roh akan menjadi bagian dalam kehidupannya seperti tertulis:  "...semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya."  (1 Korintus 12:11).  Ada pun tujuan diberkatinya karunia Roh Kudus adalah untuk memperlengkapi orang percaya dengan kuasa Tuhan sehingga pelayanannya berdampak.  Tanda dari orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dihasilkannya buah-buah Roh dalam hidupnya, di mana buah-buah Roh itu ada sebagai hasil dari ketaatannya untuk dipimpin oleh Roh Kudus dalam hidup kita, kita mengalami proses pembentukan yaitu harus mau diajar dan dibentuk oleh Roh Kudus terlebih dahulu.

     Kita semua bukanlah apa-apa tanpa penyertaan dari kuasa Roh Kudus, terlebih lagi dalam hal pelayanan.  Petrus, seorang nelayan sederhana, diubahkan hidupnya menjadi luar biasa oleh karena ia memberi diri untuk diajar dan dibimbing oleh Roh Kudus.

Untuk mengalami terobosan rohani bersedialah diajar oleh Roh Kudus!

Thursday, March 10, 2011

DOA ORANG BENAR MENDATANGKAN KUASA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 2011 -

Baca:  Yakobus 5:13-18

"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Yakobus 5:16b

Pemazmur menyatakan bahwa hanya orang-orang benar (saleh) yang boleh datang kepada Tuhan (baca Mazmur 15).  Orang benar adalah orang yang hidupnya tidak bercela dan hidup dalam kebenaran.  Firman Tuhan menegaskan pula bahwa apabila orang benar berseru-seru (berdoa) kepada Tuhan dia akan memperoleh pertolongan, karena  "Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;"  (Mazmur 34:16).  Dari ayat ini jelaslah bahwa ada kuasa yang sangat dahsyat yang Tuhan berikan kepada orang-orang benar yang sungguh-sungguh beroda.

     Banyak kisah dalam Alkitab yang menceritakan betapa berkuasanya doa orang benar itu.  Ketika Elia berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, mujizat pun terjadi.  Saat berhadapan dengan Ahab, Elia berkata,  "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."  (1 Raja-Raja 17:1).  Maka yang terjadi adalah hujan benar-benar tidak turun selama tiga setengah tahun.  Namun ketika Elia berdoa kepada Tuhan supaya turun hujan, langit pun menurunkan hujan.  Tertulis:  "Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat."  (1 Raja-Raja 18:45a).  Begitu juga dengan Elisa.  Ketika ia berdoa, minyak dalam buli-buli seorang janda yang terlilit hutang tidak habis-habis sampai minyak itu dapat dijual, sehingga hutang-hutangnya terbayar (baca 2 Raja-Raja 4:1-7), dan karena doa Elisa pula anak perempuan Sunem yang mati hidup kembali (baca 2 Raja-Raja 4:8-37).  Contoh lain dapat juga kita baca dalam Yosua 10:12-15, di mana Yosua meminta kepada Tuhan agar matahari berhenti di atas Gibeon dan bulan di atas lembah Ayalon, dan doanya terkabulkan! Luar Biasa! Itu adalah beberapa contoh bagaimana Tuhan menjawab doa dari orang-orang benar.

     Sebagai orang percaya kita pun dapat mengalami kuasa doa itu asal hidup kita benar-benar seturut dengan kehendak Tuhan.  Kita juga sering mendengar kesaksian dari saudara seiman yang mengalami pertolongan dan mujizat dari Tuhan karena doa.  Namun sebelum kita berdoa, Yakobus mengatakan bahwa kita harus saling mengaku dosa terlebih dahulu supaya doa kita didengar Tuhan!


Bila hidup kita benar dan tidak menyimpan dosa, doa-doa kita pasti mendatangkan kuasa!

Wednesday, March 9, 2011

USIR KUASA JAHAT DENGAN DOA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2011 -

Baca:  Markus 9:14-29

"Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."  Markus 9:18b

Ayat nas di atas menyatakan bahwa para murid Yesus pernah mengalami kegagalan dalam pelayanannya, yaitu ketika ada seseorang yang membawa kepada mereka anaknya yang menderita sakit ayan dan kerasukan setan.  "Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah;  lalu mulutnya berbusa, giginya berkertakan dan tubuhnya menjadi kejang."  (ayat 18a).  Ternyata mereka (para murid) tidak dapat menyembuhkan anak itu.  Mereka gagal mengusir roh jahat yang menyerang anak tersebut.  Oleh karena itu ayahnya membawa anak itu langsung kepada Yesus untuk meminta kesembuhan.  Maka bertindaklah Yesus:  "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"  (ayat 25), dan roh jahat itu pun ke luar dari anak itu.  Melihat kejadian itu murid-murid Yesus menjadi sangat tercengang dan terheran-heran melihat bagaimana roh jahat itu ke luar dan meninggalkan anak itu.  Padahal mereka sudah melakukan sebelumnya, tapi gagal.

     Sebagai murid-murid Yesus mereka menghabiskan banyak waktunya bersama-sama dengan Yesus;  ke mana pun Yesus pergi untuk melayani, mereka juga ada di sana.  Namun meski demikian belum tentu mereka peka terhadap apa yang dilakukan Yesus selama ini.  Seharusnya mereka bertanya dalam hati,  "Mengapa pelayanan Yesus begitu luar biasa?  Rahasia apa di balik keberhasilanNya?"  Ternyata pelayanan Yesus berhasil oleh karena doa-doaNya yang tiada henti.  Kehidupan Yesus penuh dengan doa.  Alkitab mencatat, ketika Yesus berdoa di taman Getsemani, para murid malah kedapatan sedang tertidur pulas dan Ia pun menegur mereka:  "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan aku?"  (Matius 26:40b)

     Ketika sebagai manusia, Yesus sangat bergantung kepada BapaNya.  Itulah sebabnya Yesus senantiasa membangun keintiman dengan Bapa karena Ia tidak mempunyai kuasa apa-apa.  Kuasa itu ada di tangan BapaNya yang di sorga.  Demikian juga kita.  Keberhasilan kita dalam pelayanan bukanlah karena kuat dan gagah kita, namun sepenuhnya dari Tuhan melalui doa yang tidak jemu-jemu.

Bila kehidupan kita penuh dengan doa, roh-roh jahat pun dapat kita tundukkan dalam nama Yesus!

Tuesday, March 8, 2011

JANGAN SEKALI-KALI BERKOMPROMI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2011 -

Baca:  2 Korintus 6:11-18

"Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?  Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"  2 Korintus 6:14b

Kepada jemaat di Korintus rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa antara kebenaran dan kedurhakaan, atau terang dan gelap tidak dapat bersatu atau berjalan beriringan karena satu sama lain saling berlawanan; artinya tidak ada kompromi sedikit pun.  Yang Tuhan kehendaki adalah:  "Keluarlah kamu dari antara mereka (orang-orang yang tak percaya - Red.), dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  (ayat 17).

     Sebagai orang percaya kita adalah terang di dalam Tuhan, karena itu kita harus hidup sebagai anak-anak terang.  Ingatlah:  berkompromi dengan dosa hanya membuahkan kegagalan dan kehancuran!  Contohnya seperti yang dialami oleh Yosafat.  Alkitab mencatat bahwa Yosafat adalah salah satu raja yang memiliki nama baik,  "...karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Allah ayahnya.  Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak berbuat seperti Israel."  (2 Tawarikh 17:3-4).  Tetapi dalam fase hidupnya dia pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal yaitu melakukan kompromi!  Dikatakan:  "Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab."  (2 Tawarikh 18:1).  Yosafat yang percaya kepada Tuhan memiliki besan seperti penyembah berhala.

     Semua ini tidak lepas dari upaya Iblis!  Memiliki besan seorang penyembah berhala adalah kompromi awal yang dilakukan Yosafat.  Berkompromi terhadap hal-hal kecil semakin membawa kita berlanjut pada kompromi pada hal-hal yang lain, yang lebih besar.  Yosafat pun mengijinkan tentaranya berkolaborasi dengan tentara Ahab untuk berperang.  Apa yang diminta Ahab diiyakan begitu saja tanpa bertanya kepada Tuhan terlebih dahulu.  Ketika perang hendak berkobar Ahab berniat untuk meminta petunjuk kepada nabi baal, tapi Yosafat mencari nabi Tuhan.  Meski Mikha bin Yimla (nabi Tuhan) sudah didatangkan, namun firman yang disampaikan oleh Mikha tidak diterimanya.

Banyak yang bisa diteladani dari Yosafat, tapi kesalahannya melakukan kompromi dengan raja yang jahat di mata Tuhan membawanya kepada kesukaran demi kesukaran.

Monday, March 7, 2011

PENTINGNYA PENGAJARAN BAGI JEMAAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Maret 2011 -

Baca:  Efesus 4:1-16

"Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,"  Efesus 4:11

Hampir di banyak gereja, bila ada acara-acara KKR yang menghadirkan bintang tamu terkenal atau hamba Tuhan besar, bisa dipastikan yang hadir berjubel, gereja penuh dengan jiwa-jiwa. Juga ketika perayaan natal, orang-orang 'lama' yang pada hari-hari ibadah biasa seolah-olah menghilang dari peredaran mulai bermunculan dan menampakkan diri.  Namun perhatikan:  mengapa ketika ada kelas-kelas pendalaman Alkitab bangku-bangku gereja banyak yang kosong?  Ke mana para jemaat?  Berbagai alasan dikemukakan:  lembur kerja, capai, mengurus anak, menghadiri kelas pendalaman Alkitab dan kelas melayani sangat membosankan dan membuat mengantuk.  Namun ketahuilah, pendalaman Alkitab atau kelas melayani itu sangat penting bagi jemaat Tuhan.  Alkitab menyatakan bahwa bagian penting dalam Amanat Agung Yesus adalah menjadikan semua bangsa murid-muridNya.  Dikatakan,  "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,"  (Matius 28:19).  Menginjil jiwa-jiwa, mengajar dan membawa jemaat kepada pengenalan yang benar dan lebih dalam akan Tuhan dan firmanNya adalah tugas yang tidak bisa diabaikan.  Jadi kita tidak hanya cukup beribadah seminggu sekali di gereja tapi kita juga harus memberikan 'nutrisi' yang seimbang bagi manusia rohani kita.

     Gereja-gereja di akhir zaman ini harus membekali jemaat dengan pengajaran akan firman Tuhan supaya iman mereka makin teguh dan tidak mudah terombang-ambingkan oleh ajaran-ajaran sesat.  Yosafat pun melakukan hal yang sama, tidak pernah lelah mengajar dan melayani jiwa-jiwa.  "Mereka (Yosafat dan pengikutnya - Red.) memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat Tuhan.  Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat."  (2 Tawarikh 17:9).  Yosafat mengajar umat sampai mereka benar-benar memahami tentang Taurat Tuhan.  Pengajaran itu penting sekali sampai-sampai Tuhan harus menunjuk para pengajar atau guru-guru untuk mendidik umatNya di dalam gereja Tuhan (ayat nas).

     Adakah kelas-kelas pendalaman Alkitab di gereja kita?  Sudahkah kita berpartisipasi?  Selagi ada, gunakan kesempatan itu sebaik mungkin.

Bagaimana kita bisa menginjili orang lain bila dasar firman yang kita miliki belum kuat?

Sunday, March 6, 2011

TUHAN SELALU PUNYA RENCANA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 19:1-7

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;"  Mazmur 19:2

Alam semesta ini ada oleh karena karya tangan Tuhan.  Tak dapat kita bayangkan betapa menakjubkan saat Tuhan merenda dunia dan segala isinya ini, seperti tertulis:  "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."  (Kejadian 1:1).  Maka, sungguh mengherankan bila ada orang tidak percaya kepada Tuhan atau meragukan keberadaan Tuhan, Pencipta alam semesta.  Daud dalam mazmurnya menulis:  "Orang bebal berkata dalam hatinya:  'Tidak ada Allah.' "  (Mazmur 14:1a).  Jadi orang-orang yang masih menyangkal adanya Tuhan dan tidak mau mengakui bahwa Tuhan itu ada disebut sebagai orang bebal atau bodoh!  Itulah sebabnya Paulus menasihati,  "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"  (Efesus 5:15).  Alkitab juga menyatakan agar kita bukan saja hanya mengenal dan memahami bahwa Tuhan itu ada, tetapi juga harus mengasihi dan melayani Dia dengan segenap keberadaan hidup kita.

     Tuhan menciptakan alam semesta dan segala isinya ini pasti ada maksudNya.  Semuanya bukanlah kebetulan.  Ada rencanaNya yang indah di balik segala sesuatu.  Karena itu kita harus percaya!  Harus kita akui bahwa pikiran kita sebagai manusia sangat terbatas dan tak mampu menjangkau pikiran dan rencana Tuhan seperti diungkapkan oleh pemazmur,  "Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah!  Betapa besar jumlahnya!  Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir."  (Mazmur 139:17-18a).  Ada ide yang cemerlang dan luar biasa di balik segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, dan ide itu berasal dari pikiran Tuhan sendiri.  Jadi langit dan bumi mengisahkan betapa agung dan dahsyat pekerjaan tanganNya.  Tidak hanya itu, Tuhan juga mengatur perputaran musim dan cuaca;  matahari, bulan dan bintang pun tunduk kepadaNya dan mengerjakan tugasnya masing-masing.

     Jika menyadari akan hal ini, siapakah kita ini di hadapan Tuhan?  Masihkah kita membangga-banggakan diri?  Kita harus sadar bahwa kita ini NOTHING (bukan apa-apa) di hadapanNya!

Namun kita patut berbangga karena Tuhan;  Ia menyediakan alam semesta dan segala isinya ini untuk kita, supaya kita berkarya bagi hormat dan kemuliaan namaNya saja!

Saturday, March 5, 2011

ORANG BENAR BEROLEH PELAYANAN MALAIKAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Maret 2011 -

Baca:  Mazmur 91

"sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu."  Mazmur 91:11

Dari pernyataan pemazmur ini jelas dinyatakan bahwa Tuhan memiliki banyak cara untuk menolong, melepaskan dan meluputkan umatNya dari segala bentuk kesukaran, ujian dan pergumulan yang ada.  Salah satu caranya adalah mengirimkan para malaikatNya untuk menjaga di segala jalan kita.  Siapa itu malaikat Tuhan?  Mereka adalah roh-roh yang diutus Tuhan untuk melayani orang-orang kudusNya yang harus memperoleh pertolongan atau keselamatan.  Dengan kata lain, malaikat diutus Tuhan untuk melayani orang-orang yang memerlukan pertolongan dariNya.

     Ada banyak contoh di dalam Alkitab tentang pelayanan yang dilakukan para malaikat bagi umat Tuhan.  Salah satunya adalah ketika bangsa Yehuda di bawah kepemimpinan raja Hizkia sedang menghadapi bahaya yang mengancam keamanan dan keselamatannya serta seluruh rakyat.  Sanherib raja Asyur mengancam Hizkia, di mana ia bersama para tentaranya hendak menyerang dan menghancurkan bangsa Yehuda.  Ini membuat Hizkia menjadi takut, lalu ia pun datang kepada Tuhan dan membentangkan surat ancaman dari raja Asyur tersebut di hadapan Tuhan dan berdoa, demikian:  "Ya Tuhan, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim!  Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi;  Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.  Sendengkanlah telingaMu, ya Tuhan, dan dengarlah;  bukalah mata-Mu, ya Tuhan, dan lihatlah;  dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup."  (2 Raja-Raja 19:15-16).  Tuhan mendengar seruan Hizkia.  Akhirnya Tuhan memberikan pertolongan dengan caraNya yang ajaib.  Benar-benar di luar dugaan Hizkia!  Tuhan mengirimkan pasukan malaikatNya, dan mereka (malaikat) membunuh semua tentara Asyur yang berjumlah 185 ribu orang hanya dalam semalam saja, dan  "Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka!"  (2 Raja-Raja 19:35b), bahkan Sanherib raja Asyur itu pun mati terbunuh oleh anak-anaknya sendiri.

     Janji perlindungan Tuhan bagi orang benar yang selalu berseru-seru kepadaNya sungguh sangat terbukti.  Oleh karena itu dalam segala keadaan bersandarlah kepada Tuhan saja.

Pada saat yang tepat Tuhan bertindak dan mengirimkan malaikatNya!

Friday, March 4, 2011

JANGAN SEPELEKAN KESABARAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2011 -

Baca:  Ezra 9

"Tetapi sekarang, ya Allah kami, apa yang akan kami katakan sesudah semuanya itu?  Karena kami telah meninggalkan perintah-mu,"  Ezra 9:10

Apakah Saudara orang yang sabar?  Sabarkah kita terhadap suami atau isteri yang cerewet?  Cukup sabarkah kita menghadapi teman kerja di kantor yang bekerja semaunya sendiri dan bawahan yang selalu membantah bila ditegur?  Sabarkah kita ketika pelayanan yang kita lakukan selama ini sepertinya kurang dihargai?  Sejauh mana kesabaran kita menanti-nantikan jawaban dari Tuhan?  Ternyata menjadi orang yang sabar saat menghadapi segala sesuatu itu tidak mudah.

     Ketidaksabaran memang menjadi sifat alamiah dari manusia.  Namun ada satu Pribadi yang sangat sabar, Dialah Tuhan kita!  Sungguh, tidak ada pribadi yang lebih sabar menghadapi kita selain daripada Tuhan.  Dia sangat sabar terhadap setiap orang.  Seberapa pun seseorang telah menyimpang dari firmanNya dan memberontak kepada Dia, apabila ia sadar, datang kepadaNya dan merendahkan diri, Tuhan pun menyambutnya dengan penuh kasih, seperti dikatakan,  "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka,..."  (2 Tawarikh 7:14).  Begitu pula ketika bangsa Israel mulai sadar dari ketidaksetiaan mereka dan mengakui dosa-dosanya.  Ezra pun sampai berdoa demikian,  "Ya Allahku, aku malu dan mendapat cela, sehingga tidak berani menegadahkan mukaku kepada-Mu, ya Allahku, karena dosa kami telah menumpuk mengatasi kepala kami dan kesalahan kami telah membubung ke langit."  (Ezra 9:6).  Berkali-kali bangsa Israel memberontak dan berkali-kali pula mereka menyatakan penyesalannya.  Namun Tuhan tetap menunjukkan kasih dan kesabaranNya.

     Seringkali kesabaran Tuhan kita sepelekan, lalu kita berucap dalam hati,  "Tuhan kan sabar dan penuh kasih.  Aku berbuat dosa berkali-kali tidak mengapa, toh nanti aku minta ampun lagi dan Dia pasti mengampuni!"  Ini adalah hasutan Iblis supaya kita mau berkompromi dengan dosa!  Ingat, setiap dosa selalu ada konsekuensinya.

"Tuhan tidak lalai menepati janji-nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  2 Petrus 3:9

Thursday, March 3, 2011

BANGSA ISRAEL SANGAT DIKASIHI TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2011 -

Baca:  Ulangan 10:12-22

"tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini."  Ulangan 10:15

Tuhan berjanji kepada Abraham,  "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;  dan engkau akan menjadi berkat.  Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."  (Kejadian 12:2-3).  Ini adalah perjanjian berkat yang diberikan Tuhan kepada Abraham, bahwa melalui keturunannya berkat-berkat Tuhan akan sampai kepada bangsa-bangsa.

     Apa itu perjanjian?  Pada prinsipnya perjanjian adalah kesepakatan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih atas sesuatu hal.  Perjanjian tersebut akan berlaku jikalau pihak-pihak yang terlibat memenuhi persyaratan tertentu yang telah bersama-sama mereka sepakati.  Dalam perjanjian berkat ini Tuhanlah yang menetapkan syarat-syarat, dan manusia hanya perlu menaatinya.  Abraham pun taat kepada Tuhan sehingga ia sangat dikasihiNya, termasuk juga keturunan-keturunannya.  Melalui Alkitab dapat kita ketahui bahwa tak satu pun janji Tuhan yang tidak ditepatiNya, meski sudah tak terhitung banyaknya bangsa Israel  (keturunan Abraham)  memberontak kepada Tuhan, sementara pertolongan, mujizat dan keajaiban demi keajaiban telah mereka lihat dan nikmati, pengampunan dan kasih yang sempurna tetap Tuhan berikan ketika mereka sungguh-sungguh menyesal dan bertobat.  Itulah sebabnya Musa mengingatkan bahwa Tuhan itu sangat mengasihi mereka, tidak seharusnya mereka memberontak kepada Tuhan!  Tuhan tidak meminta apa-apa dari mereka  "...selain dari takut akan Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,"  (Ulangan 10:12).

     Sesungguhnya selalu ada upah yang disediakan Tuhan bagi kita yang hidup taat kepadaNya.  Sudahkah kita mengasihi Tuhan dan melayani Dia dengan segenap hati?  Bukti nyata bahwa seseorang mengasihi Tuhan adalah taat melakukan firmanNya.

Jika kita taat kepada Tuhan tidak ada yang perlu kita kuatirkan, karena berkat dan kasihNya pasti tercurah atas hidup kita.

Wednesday, March 2, 2011

WARGA KERAJAAN SORGA: Berbeda Dari Dunia

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2011 -

Baca:  Filipi 3:17-21 

"Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,"   Filipi 3:20

Mejadi penduduk Indonesia berarti kita adalah warga negara Indonesia.  UUD 1945 mengatakan bahwa warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.  Sebagai warga negara kita memiliki persamaan hak dan kewajiban, antara lain hak untuk mendapatkan perlindungan dan kepastian hukum, bekerja dengan perlakuan yang adil dan layak, menyampaikan pendapat, mendapatkan pendidikan dan sebagainya.  Namun kita tidak boleh mengabaikan kewajiban kita yaitu taat kepada hukum.

     Begitu pula kita sebagai orang percaya, Alkitab menyatakan bahwa kita memiliki status kewargaan baru yaitu warga Kerajaan Sorga meskipun saat ini kita masih berada di dalam dunia ini.  Karena status kita adalah warga Kerajaan Sorga, kita pun juga harus memiliki kehidupan yang sesuai dengan hukum-hukum sorga yaitu firman Tuhan, hidup menurut hukum-hukum yang berlaku di sorga.  Berbeda dari dunia!  Inilah yang menjadi kehendak Tuhan!  Dikatakan,  "Janganlah kamu menjadi serupa dengna dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:  apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2), meski hal ini membawa satu konsekuensi:  kita dianggap aneh, sok suci dan bahkan mungkin akan dijauhi oleh teman atau kerabat.  Lalu banyak dari kita yang akhirnya tidak lagi memiliki hidup yang 'berbeda', melainkan berkompromi dengan dosa sebagaimana biasa dilakukan oleh orang-orang dunia.

     Memang kita ada di dunia tetapi kita bukanlah berasal dari dunia ini.  Warga Kerajaan Sorga sangat bertolak belakang dengan dunia ini.  Kita tidak bisa berkompromi dengan dosa, baik melalui perbuatan maupun pikiran.  Adalah sangat penting untuk menyadari status kita sebagai warga Kerajaan Sorga, artinya Yesus sebagai Raja di atas segala raja yang berhak memerintah atas hidup kita.

Hidup yang berpadanan dengan firman Tuhan adalah ciri hidup seorang warga Kerajaan Sorga!

Tuesday, March 1, 2011

Hanya Satu Kata: D O A

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Maret 2011 -

Baca:  Kisah 4:23-31

"Dan ketika mereka (Petrus, Yohanes dan kawan-kawan - Red.) sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."  Kisah 4:31

Renungan ini tak bosan-bosannya kembali mengingatkan setiap orang percaya bahwa doa itu sangat penting dan besar kuasanya, sebagaimana tertulis:  "Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).

     Alkitab juga menyatakan bahwa sejak zaman dahulu hingga saat ini kekuatan gereja ada pada doa.  Kekuatan dan keberhasilan suatu gereja tidak pada pendetanya yang terkenal, atau gedungnya yang megah dan tinggi sampai menjulang ke langit, atau juga pada hal-hal yang ada di dunia ini, tetapi sepenuhnya pada kuasa Tuhan.  Oleh karena itu gereja harus selalu berdoa dan terus berdoa.  Karena dengan berdoalah ada pertolongan Tuhan dan jawaban dari setiap pergumulan hidup ini.  Kalau kita baca di dalam Alkitab, gereja mula-mula menghadapi banyak sekali ujian, tantangan, aniaya dan berbagai-bagai kesukaran, tetapi mereka tetap kuat berdiri karena mereka menghadapinya dengan doa.  Dikatakan,  "Mereka  (jemaat pertama - Red.)  bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.  Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa."  (Kisah 2:42).  Mereka bedoa atas dasar iman yang kokoh kepada Tuhan;  mereka percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Allah yang hidup, berkuasa dan sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib.  Itulah sebabnya mereka tiada henti-hentinya berseru-seru kepada Tuhan, sehingga apa yang mereka imani terjadilah!

     Bagi gereja-gereja di akhir zaman ini, yang menghadapi tantangan yang semakin berat, tidak ada jalan lain selain harus semakin tekun di dalam doa.  Ketia gereja mula-mula berdoa, Tuhan mendengarkan seruan mereka, sehingga akhirnya Petrus dan Yohanes dilepaskan dari penjara.  Mereka pun berdoa sehingga  "...mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan sangat berani."  Karena doa jugalah Roh Kudus bekerja atas mereka sehingga mereka tidak lagi takut atau malu memberitakan firman, melainkan semakin berani.  Tugas dan tanggung jawab gereja Tuhan saat ini adalah berdoa, berdoa dan berdoa!

Tanpa doa gereja tidak akan bertumbuh dan berdampak!