Thursday, November 18, 2010

KESATUAN HATI MENDATANGKAN KUASA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2010 -

Baca: Mazmur 133:1-3

"Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun."  Mazmur 133:1

Kita patut berbangga menjadi bagian dari bangsa yang besar yaitu bangsa Indonesia, yang sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.  Perihal persatuan dan kesatuan ini pun tercantum dalam sila ke-3 Pancasila, dasar negara kita.  Ada pepatah Jawa yang mengatakan, "Cara agawe bubrah, rukun agawe santosa".  Ungkapan ini menggambarkan betapa pentingnya persatuan atau kesatuan hati itu.  Alkitab juga menegaskan ada keuntungan atau berkat jika ada kesatuan hati.

     Mengapa kesatuan hati itu sangat penting dan bagaimana cara untuk mewujudkannya?  Kesatuan hati memiliki nilai istimewa di penilaian Tuhan.  Bagi Tuhan, kesatuan hati itu sesuatu yang baik dan sangat indah.  Daud melukiskannya demikian:  "Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.  Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion."  (ayat 2-3a).  Jadi, kesatuan hati adalah sesuatu yang dapat mengerakkan hati Tuhan untuk memberikan apa yang kita minta.  Dikatakan, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di sorga."  (Matius 18:19).  Terlebih lagi jika kesatuan hati terjalin di antara anak-anak Tuhan atau sesama anggota tubuh Kristus, pasti akan mendatangkan kuasa yang dahsyat!  Sebaliknya, pertikaian dan perselisihan di antara anak Tuhan hanya akan membuat Iblis bersorak-sorai, karena pekerjaan Iblis hanyalah untuk memecah-belah sehingga berkat Tuhan pun terhambat turun.

     Bagaimana caranya supaya kita dapat bersatu?  Kesatuan hati akan terwujud bila kita tidak melihat perbedaan yang ada.  Setiap orang pasti memiliki perbedaan-perbedaan, baik dari segi fisik, sifat, hobi atau minat, pola pikir dan sebagainya.  Namun perbedaan itu tidak boleh membuat kita merasa tidak memerlukan orang lain.  Kita juga harus dapat melihat kesamaan-kesamaan yang ada.  Di dalam Kristus kita adalah satu; satu baptisan, satu Allah dan Bapa (baca Efesus 4:5).  Mari kita bangun kesatuan hati di antara orang-orang percaya dan jangan mau diperalat Iblis!

"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"  Efesus 2:19.

3 comments: